Pertamina Beri Bantuan Makanan Tambahan Guna Tekan Stunting di Sumsel
Pertamina membersamai warga mencegah stunting.
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel memberikan bantuan makanan tambahan kepada lima puskesmas di Sumatera Selatan, guna mendukung program pemerintah menekan angka stunting.
Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Regional Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan di Palembang, Jumat, mengatakan pihaknya menyalurkan pemberian makanan tambahan (PMT) berjumlah 450 paket ke lima titik melalui puskesmas dan pemerintah desa, di antaranya Puskesmas Kertapati, Puskesmas Keramasan, Puskesmas Karya Jaya di Kota Palembang dan Puskesmas Mariana di Kabupaten Banyuasin, serta melalui Pemerintah Desa Pulau Semambu.
“Dengan pemberian makanan tambahan ini diharapkan dapat meningkatkan status gizi balita sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Selain itu, Pertamina memberikan susu formula dan paket makanan tambahan yang diberikan merupakan produk hasil binaan CSR Pertamina Patra Niaga IT Palembang yaitu kacang hijau dari hasil pertanian Desa Pulau Semambu, biskuit bayam merah dari kelompok binaan Lapas Perempuan Kelas II/A Palembang, serta nugget ayam dan sayur dari kelompok UMKM Hidroponik Mariana.
"Kegiatan ini juga diharapkan dapat mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor dua yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan," kata Nikho.
Kepala Puskesmas Kertapati dr Yetti Armagustini mengatakan balita yang menerima paket makanan tambahan yang disalurkan melalui puskesmas akan didampingi dan dipantau oleh tim pelaksana puskesmas agar diketahui tingkat keberhasilan kegiatan.
“Adanya bantuan dari Pertamina berupa makanan tambahan ini sangat membantu kami dalam melaksanakan program-program inovatif penanganan stunting, dan lebih mengoptimalkan pelaksanaan penanganan stunting, mengingat penanganan stunting memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.” kata dia.
Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) prevalensi stunting di Sumsel pada 2023 mengalami penurunan hingga 6,2 persen. Pada 2022, angka stunting di Sumsel di angka 24,8 persen dan saat ini menjadi 18,6 persen. Namun, di balik capaian tersebut terdapat lima di antara 17 kabupaten dan kota dengan prevalensi stunting tercatat masih di atas 20 persen, salah satunya Kabupaten Ogan Ilir sebesar 24,9 persen.