Arab Saudi dan Negara Teluk Mengutuk Perobekan Alquran di Belanda
Tindakan berulang seperti itu tidak dapat dibenarkan dalam keadaan dan alasan apapun.
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengecam tindakan seorang aktivis sayap kanan Belanda yang menginjak-injak dan merobek Alquran pada sebuah demonstrasi di luar kedutaan Turki di Den Haag. Saudi mengatakan tindakan yang berulang seperti itu tidak dapat dibenarkan dalam keadaan dan alasan apa pun.
“Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali kecaman keras Kerajaan Saudi atas tindakan tercela dan berulang ini yang tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun. Tindakan tersebut jelas mendorong kebencian, pengucilan, dan rasisme, dan secara langsung bertentangan dengan upaya internasional untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan penolakan terhadap ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi pada Ahad.
Dilansir dari Al Arabiya, Selasa (26/9/2023), Kementerian menilai tindakan seperti itu telah merusak pondasi penting dari rasa saling menghormati yang diperlukan dalam hubungan antar masyarakat dan negara. Pada Agustus, pemimpin kelompok sayap kanan Pegida Belanda Edwin Wagensveld merusak salinan Alquran sebagai bagian dari demonstrasi di depan kedutaan Turki.
Pemerintah Belanda mengecam pengorganisasian demonstrasi menjelang acara tersebut. Belanda mengatakan mereka tidak mempunyai kekuatan hukum untuk mencegahnya.
Wagensveld pada Januari juga merobek salinan Alquran di luar gedung parlemen selama demonstrasi serupa sambil menyamakan kitab suci Islam dengan Mein Kampf karya Adolf Hitler. Dia menghadapi persidangan atas komentar yang dibuatnya selama demonstrasi.
Pada Senin (25/9/2023), Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Jassim Mohammed Al-Budaiwi, mengecam perobekan Alquran dan menyerukan langkah-langkah internasional yang mendesak dan efektif untuk menghadapi tindakan agresif dan provokatif terhadap umat Islam.
Al-Budaiwi menekankan perlunya negara-negara tempat terjadinya demonstrasi untuk melakukan intervensi dan memikul tanggung jawab hukum dan moral untuk mengakhiri praktik serupa yang berulang kali dilakukan dengan dalih kebebasan berekspresi, menurut laporan dari Saudi Press Agency (SPA).
Serangkaian serangan terhadap Alquran telah terjadi di negara-negara Eropa lainnya baru-baru ini. Pada Juli, dua pria membakar salinan Alquran di depan parlemen Swedia dan penodaan serupa terhadap Alquran juga terjadi di Denmark tahun ini, sehingga memicu kemarahan dan protes di beberapa negara Muslim.