Elektabilitas Anies Anjlok, Waketum PKB: Kami akan Kerja Keras Yakinkan Nahdliyin
Hasil survei sejumlah lembaga menjadi pelecut bagi PKB untuk bekerja keras
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid merespons hasil survei LSI Denny JA yang mendapati elektabilitas Anies Baswedan anjlok usai dideklarasikan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Survei lainnya menemukan bahwa baru sebagian kecil pemilih PKB yang mendukung Anies.
Jazilul menyatakan, hasil survei sejumlah lembaga itu menjadi pelecut bagi partainya untuk bekerja keras memenangkan pasangan Anies-Muhaimin. Salah satu kerja keras yang akan dilakukan adalah meyakinkan warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyyin, yang merupakan basis pemilih PKB, untuk mendukung Anies-Imin.
"Kita akan kerja keras, utamanya meyakinkan Nahdliyyin," kata Jazilul atau yang akrab disapa Gus Jazil ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Gus Jazil menambahkan, partainya akan bersemangat meyakinkan kaum Nahdliyyin di tengah ketidakpastian pasangan capres-cawapres lainnya. Pasalnya, kata dia, hingga saat ini baru pasangan Anies-Imin yang sudah mendeklarasikan diri dan akan segera mendaftar ke KPU.
"(Kandidat capres) yang lain masih dalam kebingungan dan ketidakpastian," kata Wakil Ketua MPR itu.
Survei LSI Denny JA pada 4-12 September mendapati elektabilitas Anies turun usai dideklarasikan berpasangan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Elektabilitas Anies yang awalnya 19,7 persen pada Agustus, turun menjadi 14,5 persen pada September.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai anjloknya elektabilitas Anies salah satunya disebabkan karena perbedaan basis massa Anies Baswedan dengan PKB yang dinilai sulit bersinergi.
Ujang menguraikan, Anies meskipun dibesarkan melalui organisasi bernafaskan Islam, yakni HMI, tetapi dia dianggap sebagai kalangan nasionalis modernis. Selain itu, Anies juga selama ini lekat dengan basis massa PKS yang ideologinya dianggap berseberangan dengan PKB yang basis massanya sebagian besar adalah Nahdliyin.
Analisis Ujang tersebut sejalan dengan sejalan dengan survei SMRC (5-8 September 2023) yang mendapati bahwa baru 20 persen pemilih PKB mendukung Anies. Lain halnya dengan pemilih PKS dan Nasdem yang sudah di atas 50 persen mendukung Anies.