Bantuan Internasional Mulai Mengalir ke Wilayah Terdampak Gempa di Afghanistan
2.060 orang dilaporkan tewas, 1.240 orang luka-luka dan 1.320 rumah rusak total.
REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Gempa berkekuatan 6,3 skala richter (SR) mengguncang wilayah Afghanistan pada Sabtu (7/10/2023). Gempa tersebut diikuti oleh tiga gempa susulan yang sangat kuat, berkekuatan 6,3, 5,9, dan 5,5, serta guncangan yang lebih kecil.
Abdul Wahid Rayan, juru bicara Kementerian Informasi dan Kebudayaan, mengatakan ini adalah salah satu gempa bumi paling mematikan yang melanda Afghanistan dalam dua dekade. Ia menuturkan, desa-desa hancur, dan ratusan warga sipil terkubur di bawah puing-puing.
"Selain 2.060 orang tewas, 1.240 orang luka-luka dan 1.320 rumah rusak total, kata Rayan.
Badan migrasi PBB telah mengerahkan empat ambulans dengan dokter dan konselor dukungan psikososial ke rumah sakit regional. Setidaknya tiga tim kesehatan keliling sedang dalam perjalanan ke distrik Zenda Jan, yang merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah.
Sementara lembaga bantuan medis internasional, Doctors Without Borders, mendirikan lima tenda medis di Rumah Sakit Daerah Herat untuk menampung hingga 80 pasien. Pihak berwenang telah merawat lebih dari 300 pasien, menurut badan tersebut.
Juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan, Irfanullah Sharafzai, mengatakan tujuh tim sibuk dengan upaya penyelamatan sementara tim lain datang dari delapan provinsi terdekat. “Sebuah kamp sementara telah didirikan untuk orang-orang yang kehilangan rumah dan membutuhkan tempat berlindung saat ini,” kata Sharafzai.
“Apa pun yang kami bisa, kami akan lakukan untuk masyarakat miskin dan membutuhkan di masa sulit ini.”
Negara tetangga Afghanistan, Pakistan, mengatakan pihaknya sangat sedih atas gempa tersebut. “Kami menghubungi pihak berwenang Afghanistan untuk mendapatkan informasi langsung mengenai kebutuhan mendesak untuk mereka yang terkena dampak gempa,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.
“Pakistan akan memberikan semua dukungan yang mungkin untuk upaya pemulihan.”
Duta Besar Jepang untuk Afghanistan, Takashi Okada, menyampaikan belasungkawanya dengan mengatakan di platform media sosial X, bahwa dia “sangat berduka dan sedih mengetahui berita gempa bumi di provinsi Herat.”
Pada Juni 2022, gempa bumi dahsyat pernah melanda wilayah pegunungan terjal di Afghanistan timur, meratakan banguna rumah-rumah. Gempa tersebut menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan melukai sekitar 1.500 orang.