El Nino 2023: Titik Panas Bertambah, Tetapi Karhutla Lebih Sedikit

Pemerintah membantah ada asap kiriman karhutla ke negara tetangga.

ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang membakar lahan di Jalan RTA Milono Km 7, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/10/2023). Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan wilayah setempat dalam status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring dengan peningkatan kasus karhutla yang meluas di wilayah tersebut.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ronggo Astungkoro, Antara

Baca Juga


Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan, jumlah titik panas dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, karhutla tahun ini masih lebih kecil daripada 2019 lalu yang juga terjadi ketika El Nino berlangsung. 

"Jika dibandingkan dengan El Nino pada tahun 2019 yang lalu, yang sangat luas karhutla, pada tahun 2023 ini masih lebih kecil dan lebih terkendali seperti tadi dilaporkan oleh Ibu Kepala BMKG," ujar Mahfud dalam konferensi pers di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (9/10/2023). 

Mahfud mengungkapkan, dampak El Nino masih akan terjadi sampai pada sekitar Februari dan Maret 2024. Saat ini, Indonesia tengah berada di puncak dampak El Nino.

“BMKG memprediksi dampak El Nino akan sampai pada sekitar Februari dan Maret tahun 2024,” ujar Mahfud.

Mahfud mengatakan, puncak dari dampak El Nino terjadi pada periode September dan Oktober 2023, yang mana saat ini tengah berlangsung di Indonesia. Akibat dari puncak dampak El Nino itu, terjadi suhu yang panas karena hampir tidak ada awan hujan. Sinar matahari pun langsung mengenai tubuh karena tidak ada ‘tameng’ awan. 

“Agar kita semua waspada, karena hari-hari ini masih berada di puncak El Nino dan masih akan berlangsung cukup lama,” jelas mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu. 

Mahfud juga menyampaikan, bahwa hingga saat ini tidak ada kiriman asap akibat karhutla ke negara-negara tetangga. Di mana, hal itu dia sebut sebelumnya kerap terjadi pada kejadian karhutla tahun-tahun yang lalu. Meski begitu, pemerintah dan instansi terkait akan terus memantau titik-titik panas yang ada. 

"Tidak ada asap ke negara tetangga seperti yang disampaikan beberapa pihak. Atau seperti yang sering terjadi setiap tahun di masa lalu. Sekarang tidak ada lagi. Kita akan terus memonitoring hot spot yang meningkat meskipun tidak selamanya hot spot menjadi fire spot," jelas Mahfud. 

Dia juga mengatakan, siaga darurat karhutla terus silaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan daerah. Siaga darurat karhutla tersebut dilakukan terutama oleh daerah-daerah yang terdapat titik panas atau hot spot yang luas. 

"Terutama pada daerah-daerah yang luas hot spot-nya dengan patroli terpadu oleh Porli dan dinas-dinas terkait, bahkan juga oleh LSM dan swasta dengan memonitoring kawasan kawasan yang kita anggap rawan," jelas dia.


 

Asap karthula

KLHK mengungkapkan, asap yang timbul dari karhutla terdeteksi di Sumatera Selatan (Sumsel), Jambi, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Dengan arah angin di Indonesia, asap itu disebut kemungkinan tak akan mencapai negara lain.

“Memang ada terdeteksi asap di Sumsel, Jambi, Kalsel dan Kalteng, tapi dengan arah angin Indonesia yang bertiup dari Tenggara ke Barat Laut-Utara, sehingga kemungkinan tidak ada asap lintas negara,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Lhaksmi Dhewanti, saat media briefing di Jakarta, Sabtu (7/10/2023). 

Dia menuturkan, berdasarkan pantauan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) hingga 7 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB dan satelit Himawari dari BMKG tanggal 7 Oktober 2023 pukul 10.00 WIB, tidak terdeteksi asap lintas batas. Dia mengatakan, pihaknya turut menggunakan ASMC di samping data yang bersumber dari BMKG dalam memantau citra peta sebaran asap. 

Lhaksmi menjelaskan, ASMC digunakan sebagai sandingan citra peta sebaran asap karena ASMC merupakan program kolaborasi regional di antara negara-negara anggota ASEAN. ASMC diselenggarakan di bawah Layanan Meteorologi Singapura, National Environment Agency of Singapore. 

“ASMC telah menjadi data rujukan yang digunakan  seluruh anggota ASEAN, dan Indonesia menggunakan data ASMC dan Himawari BMKG dalam memonitor transboundary haze polution/polusi asap lintas batas dan telah konsisten dilakukan sejak 2015 hingga saat ini,” jelas Lhaksmi. 

Selain itu, dalam konteks kerja sama Transbondary Haze Pollution, ASEAN telah membentuk ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) atau Pusat Koordinasi Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas Tingkat Regional ASEAN. 

 

 

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan mendapat tawaran bantuan dari pemerintah Malaysia untuk menangani masalah karhutla di Indonesia. Menurut Juru Bicara Kemlu Lalu Muhamad Iqbal, tawaran itu disampaikan pemerintah Malaysia melalui surat yang dilayangkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.

"Inti surat tersebut menyampaikan kondisi kualitas udara terakhir di Malaysia dan kesiapan Malaysia untuk bekerja sama menangani kebakaran hutan yang terjadi, jika pemerintah Indonesia memerlukan," kata Iqbal.

Sementara itu, Menteri KLHK Siti Nurbaya membantah tudingan soal kabut asap dari karhutla yang terjadi di Indonesia melintas ke Malaysia. "Kami terus mengikuti perkembangan dan tidak ada transboundary haze ke Malaysia," ujar Menteri Siti Nurbaya melalui keterangan tertulisnya pada 2 Oktober lalu.

Data mengenai kabut asap dari Indonesia tidak melintas ke Malaysia diperoleh dari laporan sandingan peta citra sebaran asap dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI dan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) untuk periode 28-30 September 2023. Arah angin di Indonesia pada umumnya dari tenggara ke barat laut hingga timur laut dan tidak terdeteksi ada asap lintas batas.

Seusai Kebakaran Kawasan Wisata Gunung Bromo - (Infografis Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler