Israel Serang Palestina, Presiden Iran Desak Negara Muslim Bantu Palestina

Presiden Iran mengatakan Israel bertanggung jawab atas ketidakstabilan di kawasan.

AP Photo/Vahid Salemi)\
Presiden Iran Ebrahim Raisi
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Ebrahim Raisi mendesak negara-negara Muslim untuk mendukung Palestina. Raisi menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah pesan, sehari setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan serangan kejutan terhadap rezim Israel.

Baca Juga


Dari serangan tersebut, para pejuang Palestina menyusup ke kota-kota Israel dan permukiman ilegal. Rentetan roket ditembakkan dari Gaza. Operasi tersebut diberi nama sandi Badai al-Aqsa. Hal ini merupakan respons terhadap kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat yang diduduki, seringnya penodaan Masjid al-Aqsa, serta meningkatnya kekerasan pemukim.

“Pemerintahan Muslim harus ikut serta bersama komunitas Islam dalam mendukung rakyat Palestina. Musuh Zionis juga harus memahami bahwa keadaan telah berubah, penghasutan perang merugikan Zionis,” kata Presiden Raisi dalam pesannya, dilansir dari laman Ilna pada Senin (9/10/2023).

“Rakyat Palestina menang dalam pertempuran ini,” lanjutnya.

Raisi mengatakan, Republik Islam mendukung pertahanan sah bangsa Palestina melawan rezim Zionis. Dia mengungkapkan rezim Zionis dan pendukungnya bertanggung jawab atas ketidakstabilan di kawasan.

Adapun Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 413 warga Palestina meninggal dan 2.300 lainnya terluka, akibat bentrokan terbaru Palestina-Israel di Jalur Gaza yang pecah pada 7 Oktober.

Di samping itu, Hamas mengirim puluhan pejuang ke kota-kota Israel di dekat Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) di tengah tembakan roket yang besar. Kelompok tersebut menyatakan serangan itu merupakan respons terhadap pelanggaran Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler