Hamas dan Operasi Badai Al-Aqsa

Artikel mengenai Hamas

retizen /Gili Argenti
.
Rep: Gili Argenti Red: Retizen
Pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Photo Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

Serangan pejuang Hamas ke wilayah Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, mengejutkan dunia Internasional, keberhasilan faksi perlawanan terbesar di Palestina tersebut, menorehkan sejarah baru dalam konflik panjang antara Palestina dan Israel.


Faksi perlawanan memiliki hubungan dekat dengan Ikhwanul Muslimin (Mesir) ini, berhasil membongkar mitos kuat yang menyelubungi Israel, bahwa wilayah teritorial mereka merupakan entitas tidak bisa terjamah atau tersentuh para pejuang Palestina, dengan dilengkapi persenjataan modern, tembok tinggi menjulang, dan ditunjang jaringan intelijen solid. Sepertinya mustahil Israel mengalami kebobolan, ternyata Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke jantung pertahanan Israel, mengakibatkan kerusakan infrastuktur disertai tewasnya para serdadunya.

Keberhasilan pejuang Hamas memasuki wilayah Israel berdampak besar bagi peta geopolitik di kawasan Timur Tengah, selain dikenal memiliki kekuatan militer tangguh, lewat sayap Brigade Al-Qassam, Hamas merupakan kekuatan politik memiliki reputasi positif dihati warga Palestina, hal ini dibuktikan pada tahun 2006 Hamas meraih kemenangan dalam pemilu nasional, mengalahkan rival politiknya seperti Palestine National Liberation Movement (PLO) berhaluan nasionalis, Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) berideologi sosialis-marxis, dan Arab Liberation Front (ALF) berasaskan sosialis arab (Ba’ats), meskipun kemenangan Hamas itu tidak diakui Israel dan sekutu baratnya.

Citra positif Hamas bahkan mendapat pengakuan dari dunia Intenasional, Hamas menjadi satu-satunya faksi yang dipercaya mendistribusikan bantuan sosial kepada masyarakat Palestina, karena reputasi kejujuran yang dimiliki, pengakuan ini berasal dari PBB melalui UNRWA (United Nations Relief and Works Agency). Di tambah keberhasilan Hamas baru-baru ini menerobos pertahanan Israel bersandi Operasi Badai Al-Aqsa semakin memperkuat reputasi dan pengaruhnya, tidak hanya di Palestina serta kawasan Timur Tengah, tetapi menjadi simbolisasi pembebas Masjid Suci Al-aqsa di dunia Islam, keberhasilan Hamas melakukan infiltrasi militer ke wilayah Israel akan merubah peta perimbangan politik di kawasan Timur Tengah.

Mengenal Hamas

Hamas (Harakat al-Muqawama al-Islamiyya) atau Gerakan Perlawanan Islam, di dalam komunikenya menyatakan diri bagian dari pergerakan Ikhwanul Muslimin. Hamas memulai aktifitas kegiatannya dari masjid, dengan menghidupkan kembali fungsi masjid seperti zaman Nabi Muhammad SAW, seperti mempelajari Al-Qur’an beserta tafsirnya, pembentukan halaqah dzikir, serta mengkaji khazanah ilmu pengetahuan Islam (Izzuddin, 1993).

Karena mendapat tekanan militer dari Israel, akhirnya Hamas membentuk sayap militer bernama Izzuddin al-Qassam, nama diambil dari pejuang Palestina yang syahid dibunuh penjajah. Brigade Izzuddin al-Qassam dikenal memiliki militansi serta disiplin tinggi para anggotanya, mereka mempunyai kemampuan berperang sangat mumpuni, akibat sering berkonfrontasi dengan tentara Israel, Izzuddin al-Qassam memiliki rekam jejak peperangan panjang, hal ini menambah kemampuan skill bertempur mereka.

Pergerakan Izzuddin al-Qassam bersifat rahasia, memiliki kode sandi khusus dalam setiap operasinya, selain itu anggota Brigade Izzuddin al-Qassam senantiasa menggunakan penutup wajah ketika berperang. Kedisiplinan menjaga kerahasian ditengarai menjadi salah satu kunci penting kesuksesan Hamas melakukan serangan mendadak sabtu pagi kemarin. Sebuah serangan tidak mampu diprediksi oleh intelijen Israel yang terkenal mempunyai kemampuan menyusup, memiliki teknologi tinggi, dan rekam jejak dalam mengagalkan beberapa operasi dirancang para pejuang Palestina.

Faksi Militer Terkuat

Operasi Badai Al-Aqsa yang diklaim Hamas telah sesuai rencana itu, menunjukan kemampuan tempur Izzuddin al-Qassam semakin bertambah, bahkan dalam rekaman disiarkan ke publik, kelompok Hamas memiliki drone tempur yang berhasil merontokan beberapa tank Merkava dari udara, disertai kemampuan jelajah roket Hamas yang merobek pertahanan udara Iron Dome milik Israel. Di dalam beberapa peperangan sebelumnya, Iron Dome selalu sukses merontokan roket yang ditembakan dari Jalur Gaza atau Tepi Barat. Tetapi dalam Operasi Badai Al-Aqsa, justru sebagian besar roket milik Izzuddin al-Qassam mengenai target sasaran.

Kemampuan Izzuddin al-Qassam mempersenjatai diri dengan berbagai persenjataan mutahir, mengundang pertanyaan publik, mengingat Gaza sudah lama diisolasi Israel, aliran keluar masuk berupa manusia, barang, atau senjata sangat sulit. Menurut informasi dirilis beberapa media, Hamas memiliki kemampuan merakit persenjataan secara mandiri, kepiawaian Izzuddin al-Qassam menandakan faksi perlawanan ini memiliki sumber daya manusia berkualitas dalam mengembangkan teknologi militer, ditengah segala keterbatasan dalam mengakses teknologi dan bahan baku dari luar. Uniknya beberapa roket yang ditembakan Hamas itu, ternyata memanfaatkan rudal Israel dipeperangan sebelumnya yang tidak meledak, untuk diambil komponen bagian dalamnya, kemudian dimodifikasi menjadi roket memiliki jelajah jauh.

Terlebih di dalam video terbaru menunjukan Hamas berhasil menguasai pangkalan militer Israel, di dalamnya menyimpan berbagai persenjataan dikenal sangat modern dan berteknologi tinggi, Hamas seperti menemukan “harta karun” bisa digunakan untuk memperkuat pertahanan militer Izzuddin al-Qassam di masa datang.

Keberhasilan Izzuddin al-Qassam melaksanakan Operasi Badai Al-Aqsa tentu menaikan popularitas politik kelompok Hamas di kancah politik Palestina dan dunia Arab, kemampuan melumpuhkan sistem pertahanan Israel, salah satu negara diklaim memiliki kekuatan militer terkuat di dunia. Hal ini menjadikan posisi Hamas sangat diperhitungkan sebagai kekuatan terbesar dan tekuat di Palestina, karena belum tentu tentara resmi sebuah negara berhasil menjebol pertahanan Israel. Artinya memperbicangkan masa depan Palestina tanpa melibatkan Hamas di dalamnya, merupakan sebuah kekeliruan dan kesalahan besar.

Pesan Politik Hamas

Serangan Hamas ke Israel bisa juga dimaknai pesan politik atas normalisasi dan menjalin hubungan diplomatiknya beberapa negara Arab dengan Israel dalam skema Abraham Accords, tanpa menyertakan “klausul” pengakuan kemerdekaan Palestina di dalamnya. Hamas seperti ingin membuktikan bahwa Israel memiliki kelemahan, sehingga bisa dikalahkan dengan strategi tepat. Hamas menghendaki negara-negara Arab berdiri bersama Palestina memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak bangsa Arab. Hamas seperti mengirimkan pesan kepada dunia, bahwa perjuangan Palestina tidak padam atau mati, justru semakin kuat, serta bertransformasi ke dalam berbagai bentuk dan strategi perlawanan baru, hasilnya semakin nyata dan efektif, salah satunya Operasi Badai Al-Aqsa telah mempermalukan Israel dipentas global.

Perlawanan Hamas memiliki tujuan sangat jelas, yaitu penghentian pendudukan Israel, berupa perampasan atas hak-hak rakyat Palestina. Hamas menghendaki penjajahan itu dihentikan dengan mengembalikan tanah kepada bangsa Palestina.

Gili Argenti, Dosen FISIP Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).

sumber : https://retizen.id/posts/239374/hamas-dan-operasi-badai-al-aqsa
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler