BPBD Kalteng Akui Helikopter Bom Air Bantu Padamkan Karhutla

Penggunaan helikopter bom air dinilai sangat membantu upaya pemadaman karhutla.

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Petugas Pemadam Kebakaran mengamati helikopter BNPB menumpahkan air untuk memadamkan kebakaran (ilustrasi).
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah menyampaikan penggunaan helikopter bom air (water bombing) sangat membantu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Baca Juga


"Helikopter yang disediakan BNPB sangat membantu dalam pencegahan ataupun antisipasi percepatan pergerakan perluasan kepala api, tugas helikopter itu memotong kepala api," kata Ketua Pelaksana BPBD Provinsi Kalimantan Tengah Ahmad Toyib dalam Teropong Bencana BNPB yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Ia mengatakan, setelah mengupayakan pemadaman melalui udara, kemudian ditindaklanjuti oleh satgas darat untuk melakukan pendinginan dan pemadaman lanjutan. "Ada satu helikopter untuk patroli, dan lima helikopter untuk water bombing," katanya.

Dia menyebut, terdapat juga dua unit pesawat yang disediakan BNPB untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk membantu pemadam karhutla. "Alhamdulillah Kalteng pada tanggal 7 dan 8 Oktober mengalami hujan, ini membantu sekali di lapangan," ucapnya.

Ia mengemukakan salah satu penyebab munculnya titik api di wilayah Kalteng adalah fenomena El Nino. Terkait El Nino, pihaknya menyatakan sudah mengantisipasinya sejak adanya peringatan dari BMKG.

"Kita sejak awal tahun sudah melakukan beberapa langkah guna mencegah sedini mungkin terjadinya karhutla. Kita mengaktifkan 35 pos lapangan untuk melakukan patroli dan sosialisasi ke masyarakat," kata dia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan BNPB bersama kementerian dan lembaga lain telah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca hingga hampir 300 kali sejak April lalu di beberapa wilayah prioritas. "Per 9 Oktober BNPB sudah melaksanakan bukan hanya puluhan kali, tapi sudah 271 melaksanakan TMC untuk pemadaman dan karena memang pertumbuhan awan hujannya tidak signifikan, hanya beberapa kali yang berhasil timbul hujan," katanya.

Ia berharap dengan TMC yang dilakukan juga dengan keadaan awan hujan yang cukup signifikan dapat mempercepat pemadaman karhutla di beberapa wilayah. “Mudah-mudahan dengan hujan yang dibantu dengan TMC ini, bisa memadamkan api dan asapnya,” ujar Suharyanto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler