Trump: Netanyahu dan Israel tidak Siap Hadapi Serangan Hamas

Trump menilai Netanyahu benar-benar tidak siap hadapi serangan Hamas

EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya turut mengomentari perang antara Israel dan kelompok Hamas
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya turut mengomentari perang antara Israel dan kelompok Hamas. Dia berpendapat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu benar-benar tidak siap dalam menghadapi serangan kejutan Hamas yang dimulai akhir pekan lalu.

“Dia (Netanyahu) tidak siap. Dia tidak siap dan Israel juga tidak siap. Dan di bawah Trump, mereka tidak perlu bersiap,” kata Trump saat berbicara di depan para pendukungnya di Florida, Rabu (11/10/2023) malam.

Terkait kesiapan keamanan Israel, Trump menilai terdapat beberapa hal yang tidak beres selama sepekan terakhir. “Mereka (Israel) harus meluruskan hal ini karena mereka berpotensi berperang dengan kekuatan yang sangat besar, mereka berpotensi berperang dengan Iran,” ujarnya.

Meski sedang menghadapi sejumlah kasus hukum di AS, Trump sudah menyatakan niatnya untuk kembali mengikuti kontestasi pemilihan presiden. Ketika Trump masih menjabat sebagai presiden AS, dia memiliki hubungan cukup dekat dengan Netanyahu. Pemerintahan Trump adalah aktor yang berjasa di balik keberhasilan normalisasi diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko pada 2020. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords.

Sebelum pertempuran dengan Hamas pecah pada akhir pekan lalu, Israel tengah melakukan pendekatan intensif kepada Arab Saudi. Mereka berupaya keras agar dapat membuka hubungan diplomatik resmi dengan Riyadh. Benjamin Netanyahu sudah menyuarakan optimismenya bahwa hal tersebut sangat mungkin tercapai. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman juga sudah secara terbuka menyampaikan bahwa normalisasi Saudi-Israel kian dekat.

Jika benar terjadi, normalisasi diplomatik dengan Saudi akan menjadi capaian sangat besar bagi Israel dan berpotensi mengubah signifikan situasi di kawasan. Sebab selama ini Saudi dikenal teguh berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab. Inisiatif itu menyatakan bahwa pembukaan hubungan dengan Israel hanya akan terjadi jika Israel telah angkat kaki dari semua tanah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.

Saat ini pertempuran antara Israel dan Hamas masih berlangsung. Korban jiwa di Israel maupun Jalur Gaza terus bertambah. Menurut laporan terbaru, jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas telah mencapai 1.200 jiwa. Sementara korban luka lebih dari 3.00 orang.

Warga Palestina di Jalur Gaza yang meninggal akibat serangan Israel juga menyentuh 1.200 jiwa. Sedangkan, korban luka sekitar 5.600 orang. Menurut PBB, pengeboman oleh Israel juga telah menyebabkan lebih dari 338 ribu warga Jalur Gaza telantar dan mengungsi.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler