Kisah Nabi Yakub Bersama 12 Anaknya di Palestina

Nabi Yakub lahir dan tumbuh di Palestina.

Alaa Badarneh/EPA
Kisah Nabi Yakub Bersama 12 Anaknya di Palestina. Foto: Salah satu sudut kota Palestina (ilustrasi).
Rep: Mabruroh Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Yakub lahir dan tumbuh di Palestina. Yakub merupakan putra Nabi Ishak bin Ibrahim. Yakub memiliki saudara kembar bernama Ishu, namun hubungan keduanya tidak pernah harmonis. 

Baca Juga


Ishu kerap cemburu karena kedua orangtuanya terlebih sangat menyayangi Yakub. Ishu adalah seorang pemburu, ia sering menyerahkan hasil buruannya kepada orangtuanya. Namun kepada saudaranya, Ishu kerap sinis dan tak jarang melontarkan kata-kata kasar. 

Nabi Ishak yang sudah tua khawatir sesuatu bisa saja terjadi kepada Yakub, sehingga Yakub remaja dimintanya untuk bermigrasi ke Babilonia di Irak. Di Irak, Nabi Yakub akan tinggal dengan pamannya, Laban.

Pamannya merupakan orang terpandang dan kaya raya serta memiliki peternakan yang besar. Selama tinggal dengan pamannya, Yakub dipercaya untuk mengurus seluruh peternakan itu. 

Setelah tujuh tahun mengurus peternakan, pamannya yang kagum akhirnya menyerahkan anak sulungnya untuk menjadi istri Nabi Yakub, namun Yakub terlanjur menaruh hati kepada Rahel, sehingga mengutarakan isi hatinya kepada pamannya itu.

Pernikahannya dengan layyah, Nabi Yakub memiliki 10 anak sedangkan dari pernikahannya dengan Rahel, Nabi Yakub memiliki 2 anak, yakni yusuf dan bunyamin. 

Nabi Yusuf dimusuhi saudara-saudaranya karena selalu dilimpahkan perhatian dan kasih sayang oleh Nabi Yakub. Nabi Yakub yang mengetahui ciri-ciri kenabian pada Yusuf, sehingga sangat menjaga anaknya itu. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 4-8 sebagai berikut.

Artinya: "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat 11 bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku." Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu, Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebagian dari takbir mimpi-mimpi dan disempurakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya. (Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada, padahal kita adalah golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.”

Hingga suatu ketika para saudara-saudaranya membawa yusuf pergi bermain, namun dengan tujuan tidak lagi membawa pulang Yusuf kecil ke rumah, sehingga ayahnya Yakub tidak lagi bisa bertemu Yusuf. Setelah kehilangan Nabi Yusuf kecil, Nabi Yakub terus diselimuti kesedihan, setiap hari dia menangis tiada henti sampai menyebabkan kedua matanya menjadi buta.

Atas izin Allah, Yusuf besar tumbuh dengan baik dan menjadi Bendaharawan Kerajaan Mesir. Saat itu, hanya Mesir satu-satunya Negara yang memiliki cadangan makanan, sehingga 10 saudaranya datang dari Palestina menuju Mesir.

Yusuf tentu saja mengenali 10 orang saudaranya itu, namun tidak dengan mereka. Karena kerinduannya dengan saudaranya, Bunyamin, Yusuf meminta 10 orang itu untuk kembali dan membawa serta Bunyamin, sebagai syarat agar memperoleh makanan dari Mesir.   

Setelah bertemu dengan saudaranya, membawakan bekal makanan untuk dibawa ke Palestina, tak lupa Nabi Yusuf juga menyerahkan jubahnya dan meminta saudaranya agar mengusapkan jubah itu di wajah ayahnya. Atas izin Allah, mata Nabi Ya'kub yang semula buta dapat kembali pulih usai wajahnya diusap dengan baju Nabi Yusuf AS. Kesembuhan Nabi Ya'kub itu dilukiskan dalam firman Allah, surat Yusuf ayat 96:

“Ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Yakub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Yakub) berkata, ‘Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

Kemudian Nabi Yusuf mengajak orang tuanya dan para saudaranya memasuki Mesir dan tinggal di Mesir. Para saudaranya memohon ampun dan Nabi Yusuf pun memaafkan saudara-saudaranya yang dahulu sempat terkena tipu daya setan sehingga memusuhinya.

Setelah beberapa lama di Mesir, Nabi Ya'kub kembali ke Palestina, tepatnya di Hebron, hingga wafatnya. Menurut sejumlah riwayat, Ya'kub dimakamkan berdampingan dengan makam Nabi Ishaq (ayahnya) dan Nabi Ibrahim (kakeknya) di Kota Hebron.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler