Kekeringan di Sumenep Kian Meluas, Sebanyak 59 Desa Terdampak

BPBD sudah mengajukan tambahan pendistribusian air bersih.

Antara/Arief Priyono
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).
Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Jumlah daerah kekeringan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), pada tahun ini bertambah. Hal ini sebagaimana hasil pemetaan terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Awalnya, hasil pemetaan kami pada musim kemarau tahun ini terdapat 51 desa yang berkategori daerah kekeringan. Namun, per Oktober ini menjadi 59 desa atau ada tambahan delapan desa," kata Sekretaris BPBD Sumenep Abdul Kadir di Sumenep, Jumat (13/10/2023).

Ia menjelaskan, hasil pemetaan daerah kekeringan terbaru itu sudah ditetapkan sebagai lokasi rawan bencana kekeringan dan menjadi objek pendistribusian air bersih untuk warga.

Sebanyak 59 desa rawan kekeringan itu, dia melanjutkan, tersebar di 19 kecamatan, yakni di 10 kecamatan daratan dan sembilan kecamatan di kepulauan.

Sesuai hasil pemetaan BPBD Sumenep, kata dia, status 59 desa rawan kekeringan terbagi dua yakni tujuh daerah kering kritis dan 52 kering langka.

"Kami sudah mengajukan tambahan pendistribusian air bersih sebanyak 120 tangki lagi, karena ada tambahan jumlah daerah kekeringan di Sumenep," ujar Abdul Kadir.

Sebelumnya, BPBD Sumenep mengalokasikan pendistribusian air bersih sekitar 300 tangki berkapasitas enam ribu liter air, dengan asumsi jumlah daerah kekeringan sebanyak 51 desa.

Sumenep terdiri atas 334 desa/kelurahan di 27 kecamatan dengan rincian 18 kecamatan di daratan dan sembilan di kepulauan.

Baca Juga


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler