Setelah Australia, Erick Thohir Ingin Windownesia Ekspansi ke Dua Negara Ini
Banyak sekali orang Indonesia yang tinggal dan berkunjung ke Arab Saudi dan Turki.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali membuat gebrakan dengan menghadirkan toko ritel Indonesia pertama di luar negeri. Toko ritel bernama Windownesia menjadi etalase yang menyajikan produk UMKM di Bandara Perth, Australia.
Tak main-main, Windownesia yang diinisiasi PT Sarinah mendapat dukungan penuh dari Dufry AG (Avolta) yang merupakan operator toko bebas bea terbesar di dunia. Erick tak ingin Sarinah berpuas diri dan segera memperluas Windownesia di negara lain.
"Kita akan terus membuka kesempatan lagi di dua negara nanti, Arab Saudi dan Turki. Arab Saudi dan Turki ini pasar yang luar biasa," ujar Erick dalam konferensi pers mengenai Windownesia di Gedung Sarinah, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
Erick menyebut kedua negara tersebut merupakan pasar yang potensial bagi UMKM. Sebab, banyak sekali masyarakat Indonesia yang tinggal maupun berkunjung ke Arab Saudi dan Turki.
"Dampaknya saya yakin masyarakat Indonesia juga bangga ada produk kita di sana, tapi masyarakat Indonesia juga jangan lupa membeli dan menjadi bagian saling mendukung," ucap pria yang digadang-gadang sebagai cawapres terkuat itu.
Erick menyampaikan Indonesia harus memanfaatkan momentum peningkatan kunjungan wisatawan di Turki yang mencapai 60 juta wisatawan per tahun. Angka ini menempatkan Turki di bawah Prancis yang dikenal sebagai destinasi favorit dunia dengan 70 juta wisatawan per tahun.
"Artinya ketika kita buka di Turki, pasti mendorong juga brand atau produk Indonesia itu bisa lebih dikenal dunia," ucap Erick.
Hal serupa pun terjadi di Arab Saudi yang dikenal sebagai tujuan utama masyarakat Muslim di seluruh dunia untuk ibadah haji dan umrah. Arab Saudi, kata Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah itu, pun kini serius mengembangkan citra pariwisata dalam menarik lebih banyak kunjungan wisatawan.
Untuk itu, Erick meminta PT Sarinah mempersiapkan dengan matang produk UMKM yang akan ditampilkan di Arab Saudi dan Turki. Erick menyebut perlu ada pemetaan tentang perilaku konsumen di kedua negara tersebut.
"Saya yakin apa yang laku di Perth, belum tentu laku di Arab Saudi, apa yang lalu di Arab Saudi belum tentu laku di Turki. Ini kenapa pendampingan kepada UMKM harus terjadi oleh Sarinah," kata Erick.