Malaysia tak Gentar Dukung Palestina Meski Ada Ancaman Bom

Penelpon itu meminta Malaysia agar tidak menunjukkan dukungan terhadap Palestina.

EPA-EFE/JUSTIN LANE
Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Senin mengatakan, Malaysia tidak akan tunduk pada tekanan Barat yang mendesak untuk mengutuk kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MELAKA -- Malaysia akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina meskipun ada ancaman bom. Pada akhir pekan lalu, ada ancaman bom di sebuah pusat perbelanjaan di Johor Bahru.

Ancaman bom ini sepertinya ditujukan untuk menggertak Malaysia, karena negara tersebut sangat vokal menyuarakan dukungan bagi Palestina. Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, pemerintah selalu waspada terhadap ancaman apa pun. Namun pada saat yang sama, dia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir.

"Polisi sudah menyatakan, itu adalah ancaman yang disengaja, kita hanya perlu waspada dan tidak khawatir," kata Ahmad, dilansir Channel News Asia, Senin (16/10/2023).

Ratusan pengunjung dan karyawan dievakuasi dari mal Mid Valley Southkey di Johor Bahru pada Sabtu (14/10/2023) malam setelah ada ancaman keamanan melalui panggilan telepon tanpa nama. Manajemen mal dan Hotel St Giles di dekatnya mengatakan, ancaman itu berlangsung sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Pihak berwenang kemudian menginstruksikan agar daerah yang terkena dampak dievakuasi sebagai tindakan proaktif.

Pemadam kebakaran dan polisi menyelidiki ancaman tersebut dan menyelesaikan pencarian menyeluruh di daerah sekitar. Setelah dilakukan penyisiran, petugas tidak menemukan bom yang dimaksud.

Video evakuasi yang dibagikan di media sosial menunjukkan kerumunan orang bergegas keluar mal atas instruksi pemadam kebakaran.  Dalam video itu banyak anak-anak kecil yang ikut berlari untuk menyelamatkan diri.

Kepala Kepolisian Daerah Johor Bahru Selatan, Raub Selamat, mengatakan penelepon tanpa nama itu mengaku sebagai orang asing. Penelepon tersebut menyatakan bahwa ia ingin memasang bom di area mal. Penelpon itu meminta Malaysia agar tidak menunjukkan dukungan terhadap Palestina.

Secara terpisah, Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Senin mengatakan, Malaysia tidak akan tunduk pada tekanan Barat yang mendesak untuk mengutuk kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Anwar mengatakan, negara Barat dan Eropa telah berulang kali meminta Malaysia untuk mengutuk Hamas.

“Saya katakan bahwa kami, secara kebijakan, memiliki hubungan dengan Hamas dari sebelumnya dan ini akan terus berlanjut. Oleh karena itu, kami tidak setuju dengan sikap mereka yang menekan, karena Hamas juga menang di Gaza dengan bebas melalui pemilu dan warga Gaza memilih mereka untuk memimpin," ujar Anwar.

Malaysia pendukung vokal perjuangan Palestina...

Baca Juga


Malaysia telah lama menjadi pendukung vokal perjuangan Palestina. Malaysia mendukung solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina. Sejauh ini, Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Para pemimpin tinggi Hamas di masa lalu telah mengunjungi Malaysia dan bertemu dengan para pemimpinnya.  Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak pada 2013 menentang blokade Israel di Gaza. Najib datang ke Gaza atas undangan dari Hamas.

Perang Palestina-Israel terbaru dimulai pada Sabtu (7/10/2023) ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel. Hamas melancarkan serangan mengejutkan dengan menembakkan ribuan roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Hamas mengatakan, serangan ini merupakan tanggapan keras atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh pemukim Yahudi, dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Israel dibuat kewalahan dengan operasi mendadak Hamas yang menggunakan taktik jenius.

Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza. Serangan udara Israel menghancurkan rumah warga sipil Gaza, gedung perkantoran, dan fasilitas publik seperti sekolah. Ribuan warga sipil Gaza, termasuk anak-anak meninggal dunia. Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak 2007.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler