Menteri Sosial Spanyol Serukan Negaranya Putus Hubungan dengan Israel
Spanyol memerangi genosida terencana yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Penjabat Menteri Hak Sosial Spanyol, Ione Belarra, menyerukan pemerintahan negaranya menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel. Hal itu disampaikan ketika Israel diyakini bertanggung jawab atas serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza yang menewaskan hampir sedikitnya 470 orang.
“Hari ini, saya telah meminta mitra kami (di pemerintahan), Partai Sosialis (PSOE), agar kita lebih serius dalam memerangi genosida terencana yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Saya yakin kita harus segera menangguhkan hubungan diplomatik dengan negara Israel,” kata Belarra kepada awak media, Rabu (18/10/2023), dikutip Anadolu Agency.
“Selain itu, kita harus mendorong perdebatan di tingkat Eropa untuk menerapkan sanksi ekonomi yang patut dicontoh terhadap mereka yang secara politik bertanggung jawab atas genosida ini,” tambah Belarra.
Pernyataan Belarra muncul menjelang pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung di Madrid sebagai bagian dari kepresidenan Spanyol di Uni Eropa. Pada Selasa (17/10/2023) malam lalu, sebuah serangan udara menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, serangan itu membunuh setidaknya 471 orang dan melukai 342 lainnya.
Palestina mengutuk keras serangan tersebut dan telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional. “Presiden Mahmoud Abbas menyatakan bahwa tiga hari berkabung akan diperingati di seluruh Palestina atas korban serangan udara brutal Israel di rumah sakit Al-Ahli di Gaza, yang menyebabkan banyak orang tewas dan terluka. Presiden juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk duka atas para korban agresi Israel di rumah sakit Al-Ahli dan semua orang yang tewas akibat pendudukan,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.
Militer Israel telah membantah bertanggung jawab atas serangan udara yang menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli. Israel justru menuduh kelompok perlawanan Palestina di Gaza, yakni Jihad Islam, sebagai aktor di balik serangan ke rumah sakit tersebut.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengungkapkan, analisis sistem operasional IDF menunjukkan bahwa rentetan roket ditembakkan dari Gaza ketika Rumah Sakit Baptis Al-Ahli terhantam serangan udara pada Selasa malam lalu. Rentetan roket tersebut melintas di dekat Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.
“Intelijen dari berbagai sumber yang kami miliki menunjukkan bahwa Jihad Islam bertanggung jawab atas kegagalan peluncuran roket yang menghantam rumah sakit di Gaza. Saya ulangi, ini adalah tanggung jawab Jihad Islam yang membunuh warga tak bersalah di rumah sakit di Gaza,” ujar Hagari dalam sebuah pernyataan video, Rabu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun sudah merilis pernyataan yang menyangkal IDF bertanggung jawab atas serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. “Jadi seluruh dunia tahu: Teroris biadab di Gaza adalah mereka yang menyerang rumah sakit Gaza, bukan IDF. Mereka yang dengan kejam membunuh anak-anak kami, juga membunuh anak-anak mereka,” ujarnya, dilaporkan Times of Israel.
Jihad Islam telah dengan tegas membantah tudingan Israel yang menyebutnya bertanggung jawab atas serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza. Dalam keterangannya yang dirilis Rabu, Jihad Islam mengungkapkan, mereka dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza berkomitmen tidak menggunakan tempat ibadah dan fasilitas umum, khususnya rumah sakit. Oleh sebab itu, Jihad Islam menegaskan bahwa tuduhan Israel yang menyebutnya aktor penyerangan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli salah dan tidak berdasar.
“Musuh Zionis berusaha keras untuk menghindari tanggung jawab atas pembantaian brutal yang dilakukannya dengan membom Rumah Sakit Nasional Arab Baptis di Gaza melalui kebohongan yang biasa ia lakukan, dan dengan menyalahkan gerakan Jihad Islam di Palestina,” kata Jihad Islam dalam pernyataannya, dikutip laman Iran Front Page.
Sejak pertempuran antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, setidaknya 3.478 warga Palestina di Jalur Gaza telah terbunuh akibat serangan Israel. Sementara warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas mencapai lebih dari 1.400 orang.