Palestina Andalkan Rusia dan Cina Selesaikan Konflik Gaza

Cina dan Rusia merupakan kekuatan geopolitik global yang mampu menandingi Barat.

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina mencari mayat dan korban di reruntuhan bangunan tempat tinggal yang rata akibat serangan udara Israel, di kamp pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Kamis (19/10/2023).
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta Besar Palestina untuk Moskow Abdel Hafiz Nofal mengatakan negaranya mulai mengandalkan Rusia dan Cina dalam penyelesaian konflik di Gaza saat ini. Sebab kedua negara merupakan kekuatan geopolitik global yang mampu menandingi AS dan Barat yang telah sepenuhnya mendukung Israel.

Baca Juga


Dia menekankan bahwa Palestina tidak akan pernah setuju sampai kapanpun untuk meninggalkan tanah mereka berapapun harganya. "Kami mengandalkan peran Rusia dan Cina dalam konflik saat ini," katanya saat berbicara di saluran televisi Sky News Arabiya.

Ia menyebut dunia internasional sejak dulu berharap ada solusi dua negara, yang berujung pada dominasi dan ekspansi Israel di wilayah Palestina. "Seharusnya dunia memaksa Israel untuk mengimplementasikan proyek dua negara untuk menghindari bencana," katanya.

Namun ketidakmampuan internasional menekan Israel inilah, yang membuat ketegangan di Israel dan Gaza kini berkobar. Puncaknya adalah pejuang Hamas yang melakukan serangan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. 

Hamas memandang serangannya sebagai respon terhadap langkah otoritas Israel yang terus melanggar perjanjian terhadap wilayah Masjid Al-Aqsa di Temple Mount, Yerusalem. Balasan Israel dengan mengumumkan perang dan memblokade total terhadap Jalur Gaza, memborbardir tidak hanya ke front Gaza tapi hingga ke Lebanon dan Suriah. 

Israel juga mengebom fasilitas medis di Gaza pada Senin lalu, yang merenggut 500 orang dalam sekali serangan. Kini, lebih dari 3.400 warga Palestina telah meninggal dunia, di mana lebih 1000 diantaranya adalah anak-anak, dan lebih dari 12.000 lainnya terluka. Di Israel, sedikitnya 1.500 orang kehilangan nyawa dan hampir 4.500 lainnya terluka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler