Sebut Hamas Pejuang dan Pembebas, Israel Kecam Erdogan

Erdogan menegaskan Hamas bukan organisasi teroris, tapi kelompok pembebasan

EPA-EFE/NECATI SAVAS
Pemerintah Israel mengecam pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membela Hamas dengan menyebut mereka sebagai kelompok pembebas dan pejuang tanah air
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel mengecam pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membela Hamas dengan menyebut mereka sebagai kelompok pembebas dan pejuang tanah air. Erdogan telah membatalkan kunjungannya ke Israel menyusul berlangsungnya pertempuran di Jalur Gaza.

“Upaya Presiden Turki untuk membela organisasi teroris dan kata-katanya yang menghasut tidak akan mengubah kengerian yang telah terjadi di seluruh dunia,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel dalam sebuah pernyataan, Rabu (25/10/2023), dikutip laman Turkish Minute.

Dalam pertemuan partainya, yakni Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party), di Ankara pada Rabu lalu, Erdogan menyampaikan bahwa sebelumnya pecahnya pertempuran terbaru antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, dia sudah merencanakan kunjungan ke Israel. Pada Agustus lalu, kedua negara telah sepakat memulihkan hubungan diplomatik penuh dan memutuskan akan saling mengutus duta besar kembali.

Namun, setelah Gaza dibombardir, Erdogan memutuskan membatalkan kunjungannya ke Israel. Dia menekankan, Turki tidak pernah menyetujui Israel melakukan aksi kekejaman. Erdogan kemudian menyorot fakta bahwa hampir separuh dari jumlah korban meninggal di Gaza yang sejauh ini telah melampaui 6.500 jiwa merupakan anak-anak. 

Menurut Erdogan, hal itu menunjukkan kebrutalan yang disengaja untuk melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. “Anda tidak dapat menemukan negara atau tentara lain yang melanjutkan tindakan tidak manusiawi ini dengan tank, meriam, dan senjatanya,” ujar Erdogan menyinggung Israel ketika berbicara dalam pertemuan AK Party, Rabu lalu. 

Dia kemudian menyinggung tentang keputusan sejumlah negara Barat melabeli Hamas sebagai organisasi teroris. Erdogan menentang pengidentifikasian tersebut. “Hamas bukanlah organisasi teroris, tapi sebuah kelompok pembebasan, sebuah kelompok mujahidin yang berjuang untuk melindungi tanah dan warganya,” kata Erdogan. 

Sejak 7 Oktober 2023 lalu hingga saat ini, Israel membombardir Jalur Gaza dengan serangan udara. Agresi tersebut dilakukan setelah Hamas melancarkan serangan dan operasi infiltrasi yang menyebabkan setidaknya 1.400 warga Israel tewas. Sejauh ini, kampanye serangan udara Israel ke Gaza telah membunuh sedikitnya 6.546 warga Palestina, termasuk di dalamnya 2.704 anak-anak. Sementara korban luka sekitar 17 ribu orang.

Lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi akibat serangan Israel. Situasi kemanusiaan memburuk karena pasokan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut masih sangat terbatas. Israel pun belum mengizinkan bahan bakar memasuki Gaza. Rumah sakit-rumah sakit di sana terancam tak bisa lagi beroperasi jika bahan bakar tak lekas disuplai ke Gaza. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler