Tidak Semua Diet Ala Idol K-pop Buruk untuk Ditiru, Berikut di Antaranya
Eks trainee idol mengungkapkan salah satu metode dietnya adala puasa intermittent.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan atau diet yang dijalani oleh para idol K-pop sering kali menjadi sorotan. Tak jarang, para penggemar dan warganet juga tergoda untuk mengikuti diet ala idol K-pop agar bisa mendapatkan tubuh yang super ramping.
Sayangnya, sebagian besar diet ala idol K-pop yang beredar di internet merupakan diet yang ekstrem dan restriktif. Diet seperti ini memang bisa memberikan hasil penurunan berat badan dalam waktu singkat, namun sangat tidak dianjurkan.
Kabar baiknya, tidak semua diet ala idol K-pop buruk untuk diikuti. Sebagian metode diet yang dijalani oleh idol K-pop sudah terbukti efektivitasnya secara ilmiah dan aman untuk diterapkan dalam keseharian.
Salah satu dari metode diet tersebut adalah puasa intermittent atau intermittent fasting (IF), seperti dilansir Koreaboo pada Jumat (27/10/23). Menurut mantan trainee Bianca Zhou, metode IF cukup populer di kalangan para idol K-pop karena dapat membantu menekan terjadinya lonjakan gula darah di sepanjang hari. Zhou mengungkapkan bahwa pengelolaan lonjakan gula darah sangat membantu proses penurunan berat badan.
Seperti diketahui, lonjakan gula darah biasanya terjadi ketika seseorang menyantap makanan berkalori tinggi atau makanan cepat saji. Tubuh akan merespons lonjakan gula darah ini dengan memproduksi insulin. Bila kondisi ini berlangsung cukup sering, tubuh bisa mengalami kondisi yang bernama resistensi insulin.
Metode IF, lanjut Zhou, memungkinkan seseorang untuk menyantap makanan dalam porsi yang lebih sedikit. Dengan begitu, lonjakan gula darah yang mungkin terjadi juga semakin berkurang.
Metode IF tidak bersifat restriktif....
Metode IF tidak bersifat restriktif terhadap jenis makanan, tetapi pada waktu makan. Orang-orang yang menjalani metode IF hanya bisa menyantap makanan di waktu atau jendela makan yang sudah ditentukan.
Salah satu pembagian waktu yang populer dalam metode IF adalah 18:6, artinya 18 jam puasa dan 6 jam jendela makan. Orang-orang yang menerapkan diet ini hanya boleh menyantap makanan selama jendela makan berlangsung, misalnya dari jam 12.00 siang hingga 18.00 petang. Selebihnya, mereka hanya boleh meminum air putih atau minuman lain yang tak berkalori.
Durasi dan waktu jendela makan bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Yang terpenting, orang-orang tetap memenuhi kebutuhan asupan nutrisi mereka dengan baik dan seimbang selama menjalani IF.
Meski tidak ada larangan terkait jenis makanan, orang-orang yang menjalani diet IF juga sangat dianjurkan untuk memilih menu makanan yang sehat dan bergizi. Akan lebih baik bila mereka bisa menghindari makanan ultra proses atau cepat saji yang tinggi akan kalori namun minim nilai gizi.
Sangat direkomendasikan pula bagi orang-orang yang menjalani IF untuk mengakhiri jendela makan mereka sekitar 3-4 jam sebelum jadwal tidur. Sebagai contoh, bila mereka terbiasa tidur di jam 21.00 malam, jendela makan sebaiknya berakhir pada jam 17.00 sore hingga 18.00 petang.
Sebelum memutuskan untuk menjalani diet IF atau diet-diet lainnya, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi klinik terlebih dahulu. Konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional bisa membantu orang-orang untuk menjalani diet penurunan berat badan dengan sehat dan aman, sehingga hasil penurunan berat badan yang dicapai bisa bertahan lama.