Sempat Dilaporkan Padam, Api Muncul Lagi di Gunung Papandayan Garut 

Sekitar 50 orang dikerahkan untuk memadamkan kebakaran.

Dok BBKSDA Jabar
Petugas melakukan penyisiran atau mop up sisa bara di kawasan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, usai api berhasil dipadamkan, Rabu (25/10/2023).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Kebakaran yang terjadi di kawasan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dilaporkan belum sepenuhnya teratasi. Hingga Senin (30/10/2023), petugas melanjutkan upaya pemadaman karena masih tampak asap mengepul.

Baca Juga


Peristiwa kebakaran di kawasan Gunung Papandayan pertama kali dilaporkan pada Ahad (22/10/2023) malam. Kebakaran terjadi di kawasan Cagar Alam (CA) Gunung Papandayan. Sempat dikabarkan api bisa dipadamkan pada Rabu (25/10/2023). Namun, api dilaporkan kembali muncul.

Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Kabupaten Garut Dodi Arisandi menjelaskan, api kembali muncul diduga karena ada bara di batang pohon yang terjatuh ke jurang. Alhasil, api yang sebelumnya sempat dinyatakan padam kembali muncul di titik lain. 

“Jadi, bara api dari batang kayu itu jatuh ke bawah, sehingga memunculkan titik api baru. Jadi, sampai sekarang kami masih berupaya memadamkan api yang ada,” kata Dodi, saat dikonfirmasi Republika, Senin siang.

Menurut Dodi, saat ini setidaknya terdapat tiga titik lokasi yang tampak kepulan asap. Asap itu terlihat dari area Cagak Gunting CA Gunung Papandayan. Ia mengatakan, api tidak terlihat, namun adanya kepulan asap dikhawatirkan merupakan sumber api baru. “Kita masih berupaya melakukan pemadaman. Tim sekitar 50 orang ke kawasan untuk mematikan api,” ujar dia.

Dodi mengatakan, berdasarkan perhitungan terakhir, sementara ini luas area yang terdampak kebakaran mencapai sekitar 250 hektare. Luas area yang terbakar bisa bertambah karena hari ini api belum padam.

“Itu yang kita upayakan untuk dipadamkan. Sudah tiga hari ini dipadamkan. Sekarang tim masih proses pembersihan bara tersebut, memastikan api padam,” kata Dodi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler