Sekjen: Jika Gibran Masuk Golkar Bakal Ikuti Program Kaderisasi

Sekjen sebut jika Gibran masuk Partai Golkar akan mengikuti program kaderisasi.

RepublikaAlfian Choir
Walkot Solo, Gibran Rakabuming Raka. Sekjen sebut jika Gibran masuk Partai Golkar akan mengikuti program kaderisasi.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk F Paulus mengatakan bahwa pihaknya tak mempermasalahkan status kader Gibran Rakabuming Raka di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Meskipun pihaknya memiliki program kaderisasi bagi masyarakat yang ingin bergabung, termasuk kepada Gibran.

Baca Juga


"Saya kebetulan yang bertanggung jawab kan, ada programnya hasil Munas 2017, lalu ada namanya panca sukses, satu panca sukses bercerita tentang program inovasi, kaderisasi, dan keanggotaan," ujar Lodewijk di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Namun ia mengatakan, dalam program tersebut belum ada nama Gibran ingin bergabung dengan Partai Golkar. Namun ia memastikan, partai berlamnbang pohon beringin itu terbuka dengan siapapun, termasuk kepada putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

"Jangankan kelasnya Pak Gibran, kelasnya itu rakyat ini cerita dalam politik ya satu suara, seorang pemulung dengan seorang profesor nilainya sama. Jadi yang ini saja kita rekrut di grassroot apalagi tokohkan gitu," ujar Lodewijk.

Partai Golkar sendiri tak terlalu memaksakan Gibran untuk bergabung dengan partainya. Meski masih berstatus sebagai kader PDIP, pihaknya komitmen mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Mengalir saja dulu, mengalir saja dulu ya, Pak Gibran kan belum memutuskan. Biarlah kita tunggu keputusan Pak Gibran berlabuh ke mana, yang jelas Partai Golkar punya program inovasi, kaderisasi dan keanggotaan dan sedang berjalan," ujar Lodewijk.

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat mengaku kecewa dengan keputusan Gibran Rakabuming Raka yang memutuskan untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto. Menurutnya, keputusan tersebut terlalu terburu-buru bagi anak muda seperti Gibran.

"Saya kecewa sama Mas Gibran, bukan apa-apa, dia anak muda, dia anak muda, tetapi dia tidak punya kesabaran," ujar Djarot di kawasan Matraman, Jakarta, Senin (30/10/2023).

Padahal, PDIP memiliki mekanisme kaderisasi bagi sosok-sosok yang potensial menjadi pemimpin. Semua itu juga harus dilakukan berjenjang dari tingkat bawah hingga kursi kepemimpinan nasional.

"Tidak langsung potong kompas karena ada karpet merah, misalnya ya, suka-sukanya ditabrak, ini contoh-contoh yang tidak bagus menurut saya untuk anak muda. Mohon maaf, contoh tidak bagus," ujar Djarot.

"Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih bagus, ini semangat anak muda. Bukan yang mengharapkan privilege," sambungnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler