Kerap Dikhianati, Nabi Muhammad Putuskan Perangi Yahudi
Watak kaum Yahudi yang angkuh dan sombong sulit dihilangkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mereka (Yahudi) bersekongkol dengan kaum munafik dalam rencana memerangi Islam. Dan nasib yang mereka alami pun sama dengan yang dialami oleh Bani Qainuqa yang harus kehilangan bisnis yang mereka jalani selama di Madinah. Hal ini disebabkan oleh keangkuhan, keserakahan dan pengkhianatan mereka terhadap perjanjian yang telah disepakati dengan kaum Muslimin.
Ternyata memang watak kaum Yahudi yang angkuh dan sombong sulit dihilangkan. Ini pula yang terjadi dengan Bani Quraizhah, suku Yahudi yang terkenal selain Bani Qainuqa dan Bani Nadhir. Bani Quraizhah mengikuti jejak Bani Qainuqa dan Bani Nadhir dalam mengkhianati perjanjian yang telah disepakati dengan kaum Muslimin.
Mereka terlibat persekongkolan dengan kaum kafir musyrikin dalam memerangi Rasulullah SAW beserta para pengikutnya pada perang yang terkenal dengan perang Ahzab atau perang Khandaq. Pada perang tersebut kemenangan diraih oleh kaum Muslimin, sementara kekalahan dirasakan oleh kaum Musyrikin dan ahli kitab Yahudi.
Oleh karena itu, Bani Quraidhah harus membayar mahal atas pengkhianatan yang mereka lakukan. Setelah kemenangan diraih oleh kaum Muslimin pada perang Khandaq, maka langkah selanjutnya adalah membuat perhitungan dengan Bani Quraizhah.
Lalu, Rasulullah SAW beserta kaum Muslimin yang ditunjuk pergi ke perkampungan Bani Quraizhah untuk berperang melawan mereka. Kaum Muslimin mengepung benteng mereka selama kurang lebih 25 hari.
Setelah pengepungan selesai, maka kaum Muslimin pun mulai masuk ke dalam benteng Bani Quraizhah. Hasilnya, Bani Quraizhah menyatakan menyerah atas penyerangan tersebut.
Sekitar 600 atau 700 laki-laki dari pasukan Bani Quraizhah dipenggal di parit-parit yang telah disediakan, kecuali beberapa orang tertentu. Sementara anak-anak dan kaum wanita ditawan dan ditempatkan di suatu tempat. Hal ini menyebabkan Bani Quraizhah kehilangan harta benda dan bisnis serta perniagaan yang selama ini mereka miliki. Itu disebabkan karena kerakusan dan pengkhianatan mereka.
Beberapa waktu setelah ketiga suku Yahudi...
Beberapa waktu setelah ketiga suku Yahudi tersebut diperangi, keadaan sejenak tenang di kalangan umat Islam. Tetapi tidak lama kemudian, kaum Yahudi kembali membuat makar dan persiapan untuk melawan kaum Muslimin. Kali ini bukan salah satu dari ketiga suku tersebut, tapi gabungan atau campuran dari ketiga suku tersebut.
Nama peperangan ini dikenal dengan perang Khaibar yang diambil dari daerah yang ditempati oleh kaum Yahudi yaitu Khaibar. Ketika perang-perang sebelumnya, kaum Yahudi yang tidak dibunuh dan diusir keluar Madinah, sebagian mereka berpindah dan tinggal di Khaibar, khususnya Bani Nadhir. Jadi di Khaibar tersebut terdapat sebagian besar Bani Nadhir, sebagian Bani Qainuqa, dan sedikit dari Bani Quraizhah.
Mereka tinggal di Khaibar dan melakukan berbagai aktivitas yang biasa mereka lakukan termasuk menjalankan bisnis dan perniagaan. Di Khaibar terdapat banyak benteng yang harus dilalui untuk dapat masuk dan mengalahkan musuh di dalamnya.
Itulah yang harus ditempuh Rasulullah SAW beserta kaum Muslimin, memenangkan dan merebut setiap benteng apapun risikonya. Namun tidak semua benteng yang ada direbut dengan pertempuran, sebagian pasukan Yahudi di beberapa benteng menyerah sebelum bertempur.
Akhirnya kaum Muslimin dapat menaklukkan seluruh benteng yang ada di Khaibar. Dalam pertempuran di pihak kaum Muslimin jatuh korban sekitar 23 orang, sedangkan di pihak kaum Yahudi jatuh korban sebanyak kurang lebih 70 orang, termasuk beberapa tokoh-tokoh penting mereka.
Inilah sedikit gambaran tentang kehidupan Yahudi dan bisnisnya pada masa pemerintahan Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW. Kehancuran bisnis dan kehidupan kaum Yahudi tidak lain disebabkan sikap buruk mereka yang selalu melanggar perjanjian dengan kaum Muslimin.
Sumber: Rahasia Bisnis Yahudi dalam Menggenggam Dunia, yang ditulis Anton Ramadhan dan diterbitkan Shahara Digital Publishing