Siapa Saja yang Perlu Mewaspadai Kanker Paru-Paru?

Betuk terus-menerus dan nyeri tulang bisa menjadi salah satu gejala kanker paru-paru.

Republika
Kanker Paru
Rep: Rahma Sulistya   Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- American Cancer Society baru saja memperbarui pedoman skrining kanker paru-paru mereka dalam upaya meningkatkan deteksi dini. Hal ini memperluas rekomendasi skrining tahunan melalui CT scan dosis rendah.

Baca Juga


Skrining dilakukan untuk sebagian besar orang berusia 50 hingga 80 tahun yang memiliki riwayat merokok selama 20 tahun atau lebih, terlepas dari status merokok saat ini atau berapa lama seseorang telah berhenti merokok. 

Satu bungkus-tahun didefinisikan sebagai rata-rata merokok satu bungkus rokok per hari selama satu tahun. Perubahan pedoman ini membawa perhatian baru terhadap kanker paru-paru.

Pakar medis kesehatan, Dr Leana Wen mengatakan, CDC AS telah memberi definisi bahwa kanker paru-paru adalah kanker ketiga yang paling umum terjadi di Amerika Serikat. Bentuk kanker yang paling umum adalah kanker kulit.

Pada wanita, kanker payudara lebih sering terjadi dibandingkan kanker paru-paru. Dan pada pria, kanker prostat lebih sering terjadi dibandingkan kanker paru-paru. Baik bagi pria maupun wanita, lebih banyak orang di AS yang meninggal karena kanker paru-paru dibandingkan jenis kanker lainnya.

American Cancer Society memperkirakan pada tahun 2023, akan terdapat sekitar 238 ribu kasus kanker paru-paru. Sekitar 127 ribu orang akan meninggal akibat kanker paru-paru.

Ada dua jenis utama kanker paru-paru, kanker paru-paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC). Dinamakan demikian karena sel kanker pada SCLC tampak lebih kecil pada pemeriksaan mikroskopis dibandingkan dengan NSCLC.

“Keduanya memiliki subtipe kanker lebih lanjut. NSCLC, misalnya, mencakup subtipe termasuk adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan karsinoma sel besar,” ucap Dr Wen, melansir CNN, Senin (6/11/2023).

Tipe ini cenderung tumbuh dan....

 

 

 

 

Tipe SCLC cenderung tumbuh dan menyebar ke seluruh tubuh lebih cepat dibandingkan NSCLC. Pada saat diagnosis, SCLC biasanya telah menyebar ke luar paru-paru. Sebagian besar kasus SCLC terjadi pada perokok atau mantan perokok.

Tipe NSCLC lebih umum, mencakup 80 hingga 85 persen diagnosis kanker paru-paru. Hal ini juga mempunyai korelasi yang kuat dengan kebiasaan merokok, namun yang perlu diperhatikan, adenokarsinoma adalah jenis kanker paru-paru yang paling umum ditemukan pada orang yang tidak merokok.

“Penyakit ini juga didiagnosis pada orang yang lebih muda dibandingkan dengan jenis kanker paru-paru lainnya, dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria,” ucap Dr Wen.

Ada jenis kanker lain yang dimulai di bagian tubuh lain dan bisa menyebar ke paru-paru. Kanker payudara, misalnya, dapat bermetastasis ke paru-paru dan juga ke organ lain. Ini bukanlah kanker paru-paru yang berasal dari paru-paru, seperti halnya SCLC dan NSCLC.

Sejauh ini, merokok merupakan faktor risiko nomor satu kanker paru-paru. Menurut American Cancer Society, sekitar 80 persen kematian akibat kanker paru-paru diperkirakan disebabkan oleh merokok. Risikonya bersifat tambahan, semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak bungkus dalam sehari mereka merokok, semakin tinggi pula risikonya.

“Terkadang ada kesalahpahaman bahwa merokok cerutu atau merokok pipa tidak akan meningkatkan risiko kanker. Ini tidak benar. Selain itu, merokok yang disebut rokok ‘ringan’ atau rokok beraroma, meningkatkan risiko kanker paru-paru sama seperti rokok biasa,” ujar Dr Wen.

Perokok pasif juga merupakan faktor risiko utama. Individu yang tinggal bersama perokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai dampak kesehatan yang merugikan, termasuk peningkatan risiko kanker paru-paru.

Ada beberapa faktor risiko lain juga, termasuk paparan lingkungan seperti radon dan abses, yang berhubungan dengan jenis kanker paru-paru tertentu yang dikenal sebagai mesothelioma. 

Orang yang pernah menjalani terapi radiasi dada untuk kanker lain juga berisiko lebih tinggi. Misalnya, pasien yang menerima radiasi dada setelah mastektomi untuk kanker payudara atau penyakit Hodgkin.

 

Mereka yang memiliki kerabat....

Mereka yang memiliki kerabat tingkat pertama yang mengidap kanker paru-paru mungkin juga memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker paru-paru, meskipun seringkali hal ini sulit dipisahkan dari efek perokok pasif.

Terakhir, diperkirakan bahwa satu hingga dua persen dari seluruh kematian akibat kanker paru-paru di AS disebabkan oleh polusi udara luar ruangan.

Gejala awal mungkin tidak spesifik, dan mencakup hal-hal seperti batuk terus-menerus, sesak napas, kelelahan, dan rasa tidak nyaman di dada. Beberapa orang mengalami suara serak, lendir berdarah saat batuk, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Ketika kanker menyebar, mungkin ada gejala tambahan seperti nyeri tulang, kulit menguning akibat kerusakan hati, atau berhubungan dengan tumor yang menekan pembuluh darah dan struktur tubuh lainnya.

Skrining kanker dapat menyelamatkan nyawa. Hal ini berlaku pada kanker paru-paru seperti halnya pada jenis kanker lainnya. Kanker lebih mudah diobati jika sudah terlokalisasi, sebelum menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lain.

Tingkat kelangsungan hidup jauh lebih tinggi ketika kanker terdeteksi lebih awal dibandingkan pada stadium akhir. Menurut definisinya, skrining adalah tindakan yang dilakukan pada orang yang belum menunjukkan gejala.

American Cancer Society telah merekomendasikan skrining untuk orang-orang dengan faktor risiko merokok yang signifikan. Mereka baru saja memperluas pedoman skrining untuk mencakup lebih banyak orang, karena penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak manfaat dibandingkan kerugian, jika diperluas ke populasi yang lebih besar dalam rekomendasi CT scan dosis rendah.

“Tentu saja, orang yang mengalami gejala seperti yang saya jelaskan di atas harus segera menemui dokter. Ini bukan skrining kanker, melainkan pemeriksaan untuk melihat apa yang menyebabkan gejalanya,” ujar Dr Wen.

Jenis pengobatan spesifik bergantung pada kanker, stadium terdeteksi, dan kesehatan pasien secara keseluruhan. Perawatan termasuk radiasi, kemoterapi, pembedahan, dan imunoterapi. Bagi sebagian orang dengan kanker yang hanya terlokalisasi di satu area paru-parunya, pembedahan bisa menjadi pengobatannya.

Orang lain dengan penyakit yang lebih parah mungkin direkomendasikan terapi yang mengurangi gejalanya dan membantu mereka hidup lebih lama, meskipun terapi tersebut tidak menyembuhkan kankernya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler