Puluhan Aktivis Blokade Pabrik Boeing yang Kirim Bom dan Amunisi ke Israel
Boeing mempercepat pengiriman 1.000 amunisi kendali ke Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, MISSOURI -- Lebih dari 75 aktivis menghalangi pintu masuk ke gedung Boeing, Building 598 di Missouri, tempat bom dan amunisi untuk Israel diproduksi. Pabrik itu bertanggung jawab untuk memasok hampir 1.000 bom, termasuk Small Diameter Bombs (SDM) dan Joint Direct Attack Munitions ke Israel.
Pada 10 Oktober lalu, Bloomberg melaporkan Boeing mempercepat pengiriman 1.000 amunisi kendali ke Israel. Di saat negara itu mengintensifkan serangan ke Gaza.
Bloomberg melaporkan SDM yang seberat 250 pon bagian dari kesepakatan yang ditandatangani tahun 2021. Dikirimkan dari pangkalan Angkatan Udara AS dengan menggunakan pesawat-pesawat Angkatan Udara Israel.
"Kami bergabung dengan jutaan orang di seluruh AS dan dunia dalam menuntut diakhirinya serangan brutal Israel ke Gaza dan pendudukan selama puluhan tahun pada Palestina," kata panitia aksi dari organisasi pemuda anti-perang Dissenters, Ellie Tang seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa (7/11/2023).
"Kami mendesak Kongres dan (Presiden Joe) Biden untuk mendengar seruan jutaan orang yang tinggal di negara ini dan mendesak gencatan senjata. Sampai Kongres memblok pasokan bom, kami yang melakukannya," tambah Tang.
Perang Israel ke Gaza sudah menewaskan setidaknya 10 ribu rakyat Palestina termasuk 4.000 anak-anak. Serangan ini merupakan serangan balasan atas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu yang Israel klaim menewaskan 1.400 orang.
Blokade digelar Dissenters, St Louis Palestine Solidarity Committee, Black Men Build St Louis, Boeing Arms Genocide Campaign, dan Resist St Louis. Para aktivis menuntut dua hal: pertama, Kongres dan Biden mendesak gencatan senjata lalu yang kedua menghentikan pengiriman senjata ke Israel.
Mereka juga mengajak masyarakat untuk mengambil tindakan yang ditunjukan pada Boeing dan perusahaan lain yang diuntungkan pendudukan Israel di Palestina.
"Kami ingin Kongres tahu seperti apa mengambil tindakan berani. Dan kami tidak akan menunggu batas waktu mereka untuk mewujudkan tuntutan gencatan senjata,” kata Su Mac, seorang seniman dan panitia aksi.
"Sebagai pembayar pajak, kita semua mempunyai tanggung jawab yang besar. Kongres harus bertindak sebelum mereka dicatat dalam buku sejarah sebagai pihak yang terlibat dalam genosida yang negaranya meminta dihentikan, seluruh dunia sedang menyaksikan," tambahnya.