Anies Heran Ekonomi Tumbuh Pengangguran Naik dan Singgung Diplomasi Kuliner

Capres Anies ingin restoran-restoran Indonesia bisa berada di kota-kota besar dunia.

Republika/Eva Rianti
Capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan saat menghadiri acara Centre For Strategic And International Studies (CSIS) di Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2023).
Rep: Novita Intan/Eva Rianti Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan menyoroti permasalahan angka pengangguran di Indonesia. Padahal, sambung dia, ekonomi Indonesia terus tumbuh kisaran lima persen selama tujuh kuartal beruntun.

Sayangnya, ia mendapati, jumlah pengangguran masih cukup tinggi. Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang.

"Kalau kita lihat apa yang sedang terjadi beberapa waktu lalu, kita berhasil meningkatkan pertumbuhan di atas enam persen. Tapi ini tidak muncul lapangan pekerjaan setara. Jadi pertumbuhan ekonomi kita belum berhasil menyelesaikan pengangguran, ini menjadi PR sesungguhnya," ujarnya saat acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga



Anies menjelaskan, perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan sektor yang menyerap tenaga kerja. Sehingga pengangguran bisa berkurang dan angka kemiskinan bisa ditekan. Diperlukan juga, kata dia, sinkronisasi dari pembangunan infrastruktur yang merata untuk mengembangkan kualitas manusia.

Eks gubernur DKI Jakarta itu pun menjanjikan kemiskinan di Indonesia bisa turun di kisaran empat sampai lima persen pada 2029, jika ia terpilih menjadi presiden ke-8 RI. Hal itu merupakan target tinggi, lantaran diketahui angka kemiskinan saat ini sebesar 9,36 persen.

"Angka kemiskinan kita berkisar sembilan sampai 10 persen dan kita ingin target 2029 antara empat sampai lima persen. Harapannya kemiskinan ekstrem bisa nol persen," ucap Anies.

Mantan mendikbud itu menilai, investasi yang masuk di Indonesia memang mengalami peningkatan, namun penyerapan tenaga kerja malah menurun. Bahkan, investasi yang masuk belum tepat lantaran tidak dibarengi dengan kontribusi penyerapan sektor tenaga kerja.

Anies melihat sektor pertanian dan manufaktur menurun, padahal menyerap banyak tenaga kerja. Sedangkan investasi sektor pertambangan meningkat, tetapi tidak menyerap banyak tenaga kerja. "Ini harus berubah. Kita harus mendorong sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja untuk meningkat," ucapnya.

Menurut Anies, ada empat fokus utama dalam program yang dibawanya menuju Pilpres 2024, yang bisa menciptakan Indonesia adil dan makmur. Program itu terkait manusia, ruang hidup, interaksi, dan institusi.

"Manusia, misinya yakni mendorong keterdediaan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas semua, serta penguatan fungsi keluarga. Dengan begitu pengembangan kualitas manusia lebih merata," ucap Anies.

 Terkait ruang hidup, lanjut Anies, misi utamanya yakni mendorong kota maupun desa yang maju dan menciptakan lingkungan hidup yang lestari dan keadilan ekologis. Maka begitu akan tercipta sebuah pemerataan akses ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

Fokus terkait interaksi dirinya menekankan pentingnya biaya hidup murah dan kebutuhan pokok yang tersedia. Selain itu, pengentasan kemiskinan dengan perluas kepastian penciptaan lapangan kerja berkualitas.

"Maka begitu akan tercipta peningkatan produktivitas dab kesejahteraan di Indonesia. Intitusi pulihkan kualitas demokrasi, berantas korupsi, hukum dan HAM ditegakkan. Selain itu sinkronisasi dan konsitensi kebijakan pemerintah pusat dan daerah," ucap Anies.

Dorong diplomasi kuliner...

Anies Baswedan mengungkapkan, ingin mendorong diplomasi kuliner Indonesia untuk bisa mendunia. Dia memiliki mimpi, nantinya berbagai restoran yang menjual makanan Indonesia bisa mengglobal dan ada di mana-mana.
 
"Saya ingin sampaikan bahwa kebijakan luar negeri kita perlu diperluas bukan saja terkait dengan yang dikerjakan oleh Kementerian Luar Negeri saja, tapi juga oleh seluruh komponen bangsa Indonesia," kata Anies saat menghadiri acara Centre For Strategic And International Studies (CSIS) di Jakarta Pusat, Rabu.

"Bangsa Indonesia sama-sama bangun kesadaran bahwa kita adalah warga dunia, sehingga ruang partisipasinya bukan sebatas wilayah kepulauan nusantara tapi juga dunia," kata Anies menegaskan.

Eks rektor Universitas Paramadina itu menuturkan, diplomasi kuliner merupakan salah satu langkah agar Indonesia semakin dikenal oleh bangsa-bangsa dunia. Konkretnya, ia ingin, tak hanya restoran-restoran luar negeri yang menjamur di Indonesia, melainkan juga rumah makan Indonesia berkembang di luar negeri.
 
"Sekarang kita punya kekuatan budaya yang luar biasa yang kita bisa tawarkan kepada dunia. Saya sampaikan bahwa banyak sekali restoran Jepang, Korea, Vietnam, Thailand, bahkan Brasil, kita ingin restoran-restoran Indonesia di kota-kota besar dunia," ujar Anies.
 
Menurut Anies, hal itu tidak hanya diserahkan kepada swasta. Dia menyebut, swasta bisa mengerjakan ketika skala ekonominya sudah bergerak. Sementara sebelum skala ekonomi bergerak, di situlah negara mesti hadir.
 
"Maskapai penerbangan Thailand mengirimkan bumbu-bumbu dari Thailand ke Eropa ke Amerika sebelum restoran-restoran Thailand berkembang pesat. Ketika berkembang pesat enggak butuh negara lagi, sudah bisa menjalankan sendiri. Tapi di fase awal negara hadir. Apa yang terjadi? Diplomasi kuliner menjadi di mana-mana," ucap Anies.

Dia pun mewanti-wanti jangan sampai Indonesia hanya menjadi tuan rumah berbagai kuliner dunia, tetapi tidak menjadi tamu yang mempesona. Pasalnya, produk-produk kuliner Indonesia tidak kalah saing. "Jadi saya ingin ke depan Indonesia lebih aktif lebih proaktif dalam kancah internasional," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler