Jawab Zionis Israel, Rumah Sakit Indonesia di Gaza: Datang dan Silakan Cek 

RSI Gaza bantah zionis Israel terkait keterkaitan dengan Hamas

AFP/Bashar Taleb
Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Rabu (1/11/2023). RSI Gaza bantah zionis Israel terkait keterkaitan dengan Hamas
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Direktur Medis Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr Marwan Sultan, menyatakan tudingan yang menyebut ada terowongan Hamas di bawah Rumah Sakit Indonesia tidak benar. 

Baca Juga


Bahkan dia meminta pihak Israel datang langsung ke RS Indonesia untuk mengecek dan membuktikan tudingannya.

"Itu semua tidak benar. Mereka hanya ingin menyerang rumah sakit dan menebusnya. Rumah sakit yang dibangun Indonesia pada tahun 2016 adalah untuk membantu pengobatan masyarakat Gaza. Datang dan lihatlah, Anda tidak akan menemukan terowongan dan bom, Anda hanya akan menemukan orang-orang kami sekarat," kata dia, dilansir Middle East Monitor, Sabtu (11/11/2023).

Pihak Israel menuding Rumah Sakit Indonesia di Gaza terletak di atas jaringan terowongan Hamas dan dekat dengan lokasi peluncuran serangan roket terhadap Israel dan pesawat-pesawat tempur Israel.

RS Indonesia di Gaza menampung puluhan ribu orang yang terluka, sakit, dan telantar, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman tersebut menyebabkan kerusakan besar pada beberapa fasilitas rumah sakit.

Marwan menjelaskan, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Dua pertiga pasien yang ada di sana adalah perempuan dan anak-anak. 

"Mereka datang dengan luka bakar parah, kehilangan anggota tubuh, cedera yang membahayakan nyawa, dan kami tidak dapat merawat mereka secara efisien karena persediaan bahan bakar yang rendah," tuturnya.

Rumah Sakit Indonesia, yang terletak di Beit Lahia, melayani lebih dari 150 ribu penduduk di Gaza utara. RS tersebut berada di ambang penghentian operasinya, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan.

Marwan mengatakan, rumah sakit ini menghadapi situasi kritis dengan hanya 16 tempat tidur perawatan intensif dan persediaan bahan bakar yang sangat sedikit, sehingga membahayakan nyawa pasiennya. 

Dia mengungkapkan keprihatinan yang mendalam, karena jika pasokan listrik terganggu maka akan berakibat fatal.

Kelangkaan bahan bakar, tambah Marwan, juga dapat mengganggu pengoperasian mesin dialisis, sehingga berpotensi mengancam nyawa banyak pasien yang didiagnosis menderita gagal ginjal. "Kita berada di zona merah," kata dia.

Selain kewalahan menangani pasien yang menderita luka parah akibat pemboman, rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat penampungan bagi ribuan orang yang mengungsi dari rumah mereka. Halaman rumah sakit telah menjadi tempat berlindung yang penting bagi mereka yang mencari perlindungan. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler