Pasien Meninggal Diduga Saat Pergantian Shift Perawat, Ini Klarifikasi RSUP M Djamil

Pasien ini telah satu bulan dirawat di ruang hight care unit (HCU) bedah.

Republika/ Febrian Fachri
RSUP M Djamil Padang
Rep: Febrian Fachri Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Video keributan antara keluarga pasien dan perawat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), viral di media sosial. Keluarga seorang pasien bernama Yuliarni (64 tahun) tidak terima karena perawat menolak melakukan penanganan karena alasan sedang pergantian shift.

Dalam video itu terdengar, keluarga pasien telah menjelaskan ke perawat bahwa orang tuanya dalam keadaan kritis dan telah sesak napas. Namun, perawat diduga tidak segera mengambil tindakan. Alasannya, karena bertepatan dengan pergantian shift para perawat.

“Ganti shift, ganti shift juga lagi. Sudah dari jam 2 (14.00 WIB) ibu saya sesak napas, ganti shift, ganti shift juga katanya,” demikian kalimat berbahasa Minang yang telah dinarasikan dalam bahasa Indonesia, dikutip Republika.co.id, Senin (13/11/2023).

Baca Juga


 
Keluarga pasien kecewa dan melontarkan kata-kata kasar hingga membentak-bentak perawat. Pada video itu, para perawat hanya bisa terdiam. Sementara pasien telah meninggal dunia.

“Saya tunggu sampai jam 14.40 WIB perawatnya baru datang, dan ngabarin ibu saya sudah meninggal dunia…,” begitu narasi yang beredar ditulis keluarga pasien.

Kondisi pasien harus dilakukan suction...

Kejadian itu diketahui terjadi pada Ahad (12/11/2023). Menurut Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Dovy Djanas, pasien ini telah satu bulan dirawat di ruang hight care unit (HCU) bedah.
 
Pasien didiagnosis pascaoperasi luka bakar dan trahcheostomy setelah sebelumnya dilakukan operasi amputasi jari kaki kiri. “Kami mengucapkan maaf kalau di dalam pelayanan yang disampaikan keluarga pasien ke kami tentang belum optimal layanan di ruang rawatan,” kata Dovy, Senin (13/11/2023).
 
Pihak RSUP M Djamil menurut Dovy telah menerjunkan tim untuk mencari klarifikasi. Ia menilai pada dasarnya saat kejadian ada pergantian shift di HCU bedah. “Karena almarhumah dirawat satu bulan karena luka bakar. Ini menjadi kewajiban kami memberikan perawatan. Sebelumnya sudah dilakukan amputasi,” ujarnya.
 
Dovy menyebut di ruang HCU sudah ada standar layanan. Selama masa perawatan khususnya di ruangan HCU Bedah, pasien tersebut terus dilakukan pemantauan secara intensif baik dari dokter maupun dari perawat. Kondisi pasien harus dilakukan suction, yaitu suatu tindakan pembersihan jalan napas karena penumpukan cairan di saluran atas pernapasan.

Kesalahpahaman pihak keluarga pasien...

 

Suction ini harus dilakukan secara berkala dengan selang waktu tertentu. Dovy menambahkan kondisi pembersihan saluran nafas berkala inilah yang kemudian pemicu kesalahpahaman dari pihak keluarga pasien yang terkesan petugas jaga telah mengabaikan anggota keluarganya dengan alasan pergantian shift kerja petugas.

“Benar sedang dilakukan pergantian shift kerja petugas, hal itu juga sejalan dengan kondisi pemantauan seluruh pasien di ruangan HCU tersebut. Petugas sebelumnya akan melaporkan kondisi dari setiap pasien yang di rawat kepada petugas berikutnya,” ujar Dovy.

Sementara, lanjut Dovy, dalam waktu yang bersamaan pada pasien adalah masa jeda untuk dilakukan suction, meski kondisi pasien saat itu terjadi penurunan kesadaran tetapi bukan dimaknai sebagai pengabaian terhadap pasien.

Suction pada pasien Yuliarni sedang tidak dilakukan karena jeda prosesnya harus dalam ritme waktu tertentu, jika dipaksakan akan berdampak buruk pada pasien itu sendiri karena kekurangan oksigen di dalam tubuh dan menyebabkan sesak napas,” kata Dovy menambahkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler