Hamil Lagi Ketika Hamil? Ahli Jelaskan Fenomena Superfetasi

Anak yang lahir akibat superfetasi berisiko komplikasi seperti kelahiran prematur.

naturalhealthnews
Ibu Hamil. Ilustrasi. Dokter menjelaskan tentang superfetasi.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2021, Deonna Fletcher, yang akrab dipanggil Dee, melahirkan tiga anak perempuan. Namun, saat pemeriksaan ultrasonografi (USG) pertama Fletcher, hanya satu bayi yang terdeteksi. Beberapa minggu kemudian, pemeriksaan USG lanjutan mengungkapkan keberadaan bayi kembar yang dikandungnya enam hari setelah saudara perempuan mereka.

Baca Juga


Seorang ibu lain, Rebecca Roberts, mengandung anak kembarnya dengan jarak beberapa minggu. Dia terkejut ketika bayi kedua ditemukan selama USG 12 minggu, yang berukuran tiga minggu lebih muda dari yang diidentifikasi oleh dokter.

Roberts akhirnya harus menjalani induksi karena masalah tali pusar bayi yang lebih kecil. Dia melahirkan seorang putra, Noah, pada usia 33 minggu, dan putri Rosalie pada usia 30 minggu.

Cara Winhold, setelah mengalami tiga kali keguguran, melahirkan dua bayi yang menurut dokter memiliki selisih usia sekitar seminggu, karena bayi kedua tampak lebih kecil. Perhitungan Winhold sangat akurat karena dia menggunakan aplikasi pelacakan ovulasi, sehingga dia tahu dengan pasti kapan bayi pertama dikandung.

Bayi pertama ini teridentifikasi dalam USG lima minggu. Kemudian, dia dan suaminya berhubungan pada minggu berikutnya ketika mereka mengira ovulasi telah selesai.

Fenomena ini dikenal sebagai superfetasi. Namun, apa sebenarnya superfetasi, apa penyebabnya, dan apakah ibu hamil perlu khawatir? Seorang spesialis infertilitas dan bedah reproduksi di Mayo Clinic, dr Samir Babayev menjelaskan superfetasi adalah fenomena sangat langka, di mana seorang wanita hamil untuk kedua kalinya dengan janin lain, padahal sudah hamil dengan satu janin.

"Intinya, dua kehamilan terjadi secara paralel, meskipun pada tahap perkembangan kehamilan yang berbeda,” kata dr Babayev, dilansir Yahoo Life, Selasa (14/11/2023).

Seorang ilmuwan PhD dan pendiri perusahaan diagnostik kesuburan Proov, Amy Beckley, menjelaskan superfetasi terjadi ketika kehamilan terjadi pada wanita yang sudah hamil. Bayi-bayi ini memiliki usia kehamilan yang berbeda, karena bayi kedua dikandung beberapa minggu setelah bayi pertama.

Semua ahli yang diwawancarai menyatakan bahwa superfetasi sangat langka pada manusia. Seorang obgyn dan kepala petugas medis di penyedia telehealth Alpha, dr Mary T Jacobson mengatakan bahwa ada kurang dari 10 kasus superfetasi yang dijelaskan dalam literatur.

Menurut seorang ahli endokrinologi reproduksi, spesialis infertilitas dan obgyn, Erkan Buyuk, terdapat laporan dugaan superfetasi terjadi pada kehamilan hasil fertilisasi in vitro (IVF). Namun, pada kasus seperti Fletcher, Roberts, dan Winhold, mereka tidak menggunakan teknologi reproduksi berbantuan.

Bagaimana Superfetasi Terjadi?

 

 

 

 

 

Bagaimana Superfetasi Terjadi?

Untuk terjadi superfetasi, seorang wanita perlu ovulasi kembali, yang jarang terjadi karena kadar hormon progesteron yang tinggi selama kehamilan mencegah ovulasi. Dalam kasus superfetasi, ovulasi terjadi dalam siklus berikutnya setelah terjadinya kehamilan, dan sperma melakukan perjalanan ke tuba falopi, melewati kehamilan yang sudah ada, dan membuahi sel telur yang telah berovulasi. Embrio yang terbentuk kemudian melakukan perjalanan kembali ke rahim dan tertanam, meskipun sudah ada kehamilan sebelumnya.

Apakah Ada Cara untuk Menghindari Superfetasi?

Dr Gaffney menyatakan bahwa tubuh menghasilkan hormon yang mencegah kehamilan berikutnya saat seorang wanita sudah hamil. Karena itu, kebanyakan wanita tidak perlu khawatir. Namun, jika Anda ingin sepenuhnya menghindari kemungkinan superfetasi, Anda dapat menggunakan metode kontrasepsi yang biasa Anda gunakan, atau menghindari hubungan seksual setelah kehamilan Anda ditegaskan oleh dokter. Meski begitu, superfetasi adalah kejadian yang sangat langka.

Bagaimana Superfetasi Memengaruhi Persalinan?

Ketika superfetasi terjadi, persalinan berlangsung seperti persalinan kehamilan kembar biasa. Biasanya, usia bayi cukup dekat sehingga mereka dapat berkembang sepenuhnya dan lahir dalam keadaan sehat.

Namun, ibu yang mengalami superfetasi memiliki risiko lebih tinggi menjalani operasi caesar karena kehamilan kembar memiliki risiko yang lebih tinggi. Juga, penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan operasi caesar terencana untuk meningkatkan peluang persalinan yang sehat bagi kedua bayi tanpa komplikasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan maturitas antara bayi pertama dan bayi kedua.

Bagaimana Dampaknya pada Anak-anak yang Dilahirkan melalui Superfetasi?

 

 

 

Bagaimana Dampaknya pada Anak-anak yang Dilahirkan melalui Superfetasi?

 

Anak-anak yang lahir akibat superfetasi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur, mengingat usia kehamilan mereka yang berbeda. Namun, dengan perawatan kehamilan yang tepat, banyak bayi bisa tumbuh menjadi sehat seperti bayi lainnya. Karena superfetasi sangat jarang, tidak ada tindak lanjut jangka panjang yang telah diidentifikasi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler