Kehamilan Sehat, Flek, dan Hamil Anggur, Hormon Ini yang Berperan

Perubahan hormonal terjadi sepanjang kehamilan.

Pixabay
Ibu Hamil (Ilustrasi). Peningkatan produksi hormon tertentu akan terjadi saat hamil.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa kehamilan, banyak perubahan dalam tubuh yang terjadi. Salah satunya ialah adanya perubahan produksi hormon yang meningkat, menyesuaikan dengan pertumbuhan janin.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Cepi Teguh Pramayadi mengatakan, hormon terbesar yang meningkat pada masa kehamilan adalah hormon estrogen, hormon progesteron, dan hormon beta Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Ia menjelaskan, fungsi estrogen dalam kehamilan adalah untuk menebalkan dinding rahim agar aliran darah di dalam rahim bagus, sehingga bisa menjadikan kehamilan yang sehat dan nantinya dapat meningkatkan kontraksi rahim saat melahirkan.

"Hormon esterogen biasanya mulai muncul dari usia lima sampai enam minggu yang dihasilkan oleh salah satu zat atau organ di indung telur, setelah lewat trimester pertama dia akan dihasilkan oleh plasenta atau ari-ari," jelas Cepi dalam diskusi kesehatan mengenai "Depresi Pasca Melahirkan" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (16/12/2023).

Kadar estrogen yang meningkat, kata Cepi bisa dirasakan ibu hamil pada trimester awal dengan gejala mual muntah. Terkadang, itu juga dapat memengaruhi sulitnya buang air besar (BAB).

Di samping hormon estrogen yang meningkat juga akan ada peningkatan hormon lain, yaitu prolaktin. Produksi hormon ini akan membuat ibu hamil merasakan payudara yang tidak nyaman karena membengkak yang menandakan dimulainya produksi ASI.

Meningkatnya estrogen juga dapat menurunkan sistem imun yang dapat memperburuk penyakit yang sudah ada. Hormon ini juga memperburuk suasana hati.

"Adanya perubahan mood, kemudian bisa lebih tahan terhadap stres, tapi juga nafsu makan bisa menurun, ini kenapa bikin trimester pertama biasanya ibu-ibu jarang sekali naik berat badannya karena nafsu makannya turun," jelas Cepi.

Produksi hormon estrogen pada ibu hamil dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti overweight atau obesitas. Konsumsi alkohol dan kafein dalam jumlah yang tinggi juga dapat menurunkan estrogen selama masa kehamilan.

Selain estrogen, hormon lain yang meningkat adalah progesteron yang biasanya dihasilkan sebelum usia enam minggu. Setelah tujuh sampai 10 minggu kehamilan, hormon progesteron akan dihasilkan oleh ari-ari atau plasenta.

Dokter yang juga anggota Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia mengatakan fungsi dari progesteron hampir sama dengan estrogen, yaitu untuk menebalkan dinding rahim sehingga aliran darah di pembuluh darahnya berlangsung lebih baik. Namun, kebalikan dari estrogen, progesteron bisa menurunkan kontraksi rahim, sehingga tidak terjadi flek di semester awal kehamilan.

Baca Juga


Suplemen progesteron juga bisa digunakan untuk menunda kehamilan jika terjadi kontraksi di usia kehamilan yang belum cukup untuk melahirkan.

"Yang memengaruhi turunnya progesteron juga sama mulai dari alkohol, berat badan berlebih, melakukan diet rendah zinc atau tembaga itu bisa menurunkan kadar progesteron," kata Cepi.

Terakhir, ada hormon Beta HCG yang dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan dan akan terus ada. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan jumlah progesteron dan menandakan seseorang hamil atau tidak.

Fungsi HCG adalah untuk penempelan embrio ke rahim agar terjadi kehamilan. Kadar HCG juga akan semakin bertambah banyak seiring bertambahnya usia kehamilan.

Persoalannya, kadar HCG yang meningkat dua hingga tiga kali tidak baik. Itu dapat mengakibatkan banyak kista, sehingga sering disebut hamil anggur atau kantong hamil yang kosong.

"Untuk kasus hipertensi, trimester kedua juga HCG meningkat tinggi dan kasus-kasus keguguran secara spontan," ucap Cepi.

Sementara itu, jika hormon HCG terlalu rendah akan menjadi masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan janin yang terhambat atau tidak sesuai dengan usia kehamilan. Keguguran, dan hipertensi dengan komplikasi juga berpotensi terjadi.

Setelah proses, melahirkan semua hormon tersebut akan menurun drastis. Nantinya, produksi hormon HCG akan berganti dengan hormon lainnya, seperti prolaktin yang mendukung proses inisiasi menyusu dini (IMD).

"Dengan turunnya progesteron dan estrogen, maka prolaktinnya makin tinggi dan bisa dikeluarkan spontan pada saat bayi sudah lahir," kata Cepi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler