Sering Minum Obat tanpa Resep Dokter, Risiko Gagal Ginjal Membayangi

Masalah pada ginjal bukanlah penyakit yang dapat diobati dan langsung sembuh.

Musiron/Republika
Pasien cuci darah (Dok). Penderita gagal ginjal dapat menjalani cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat diserukan untuk tidak minum obat sembarangan. Direktur Utama Rumah Sakit Telogorejo Semarang, Jawa Tengah, dr Alice Sutedjo Lisa, mengingatkan risiko tinggi penyakit gagal ginjal akibat mengonsumsi obat tanpa resep dokter.

"Minum obat tanpa resep dokter. Memang sembuh, tapi apakah terpikirkan risikonya di kemudian hari," kata Alice saat peresmian unit Dialisis Rumah Sakit Telogorejo Semarang di Semarang, Kamis (23/11/2023).

Menurut Alice, RS Telogorejo juga menangani pasien gagal ginjal akibat mengonsumsi obat pelangsing tanpa konsultasi dokter. Ia menyebutkan pola hidup masyarakat saat ini berisiko meningkatkan terjadinya risiko gagal ginjal.

Selain itu, lanjut dia, rentang usia pasien gagal ginjal dimulai dari 17 tahun hingga lanjut usia. Penderita gagal ginjal usia muda biasanya sakit akibat faktor keturunan.

Alice pun mengimbau masyarakat untuk melakukan deteksi dini gagal ginjal, misalnya, bagi penderita hipertensi atau kencing manis. Ia menjelaskan masalah pada ginjal bukanlah penyakit yang dapat diobati dan langsung sembuh.

"Dibutuhkan pelayanan yang terus-menerus agar pasien memperoleh kualitas hidup lebih baik," tuturnya.

Baca Juga


Terpisah, dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular dari Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Prof Idrus Alwi, menjelaskan bahwa obat antihipertensi atau obat darah tinggi tidak menyebabkan gagal ginjal. Penyebab terbanyak kasus gagal ginjal di Indonesia adalah hipertensi yang tidak terkendali.

"Kami memberikan atau mengendalikan hipertensi dengan obat-obatan justru akan melindungi ginjalnya," ujar Idrus Alwi dalam diskusi kesehatan beberapa waktu lalu.

Dengan mengendalikan tensi, ginjal penderita tekanan darah tinggi pun akan terlindungi. Artinya, obat antihipertensi justru mencegah terjadinya komplikasi pada ginjal, dan bukan penyebab dari gangguan ginjal.

"Tentunya, kita harus memantau fungsi ginjalnya secara berkala," kata Idrus.

Idrus mengatakan pengobatan antihipertensi biasanya dianjurkan oleh para dokter untuk dikonsumsi seumur hidup. Tujuannya tidak hanya memberi proteksi kepada jantung dan pembuluh darah, tetapi memberi perlindungan kepada ginjal sebagai organ target lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler