Berbarengan dengan Black Friday, Mahasiswa AS Pro Palestina akan Gelar Unjuk Rasa Lagi

Ini merupakan lanjutan kampanye menolak genosida di Gaza sejak awal Oktober.

EPA-EFE/JAGADEESH NV
Aksi unjuk rasa menyuarakan protes atas aksi genosida di Gaza (ilustrasi).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- National Students for Justice (National SJP) in Palestine akan menggelar unjuk rasa pada Jumat waktu Amerika Serikat atau bertepatan dengan momen diskon dan belanja tahunan Black Friday.

Baca Juga


Kepada Newsweek, Kamis (23/11/2023), National SJP menyampaikan, puluhan ribu mahasiswa telah melakukan protes di seluruh Amerika Serikat sejak konflik di Gaza dimulai pada awal Oktober. Aksi hari Jumat ini merupakan perpanjangan dari kampanye ini.

"National SJP dan mitra kami dalam kampanye Shut It Down 4 Palestine hendak mengirimkan pesan bahwa selama Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina, tidak akan ada keadaan normal seperti biasa," kata National SJP Nasional dalam sebuah pernyataan.

"Puluhan ribu pelajar di seluruh AS secara konsisten melakukan aksi protes untuk mendukung Palestina selama enam pekan terakhir, mobilisasi terbesar dalam sejarah AS untuk Palestina. Kami tidak melihat dukungan ini akan surut," ungkap National SJP menambahkan.

Sebuah kelompok bernama Calling Up Justice mengorganisir protes digital pada hari Jumat, kata Claudia Alick, Produser Eksekutif kelompok tersebut. "Protes terakhir kami melibatkan lebih dari 500 orang yang mendaftar untuk berpartisipasi. Pertemuan digital ini terhubung dengan protes tatap muka di jalanan, jadi kami berpotensi berkolaborasi dengan ribuan orang baik," kata Alick.

Ia melanjutkan, tahun ini, mereka tak mau membelanjakan uang dolarnya untuk mendanai aksi genosida. Di momen Thanksgiving, Black Friday, dan Natal, alih-alih berbelanja, Calling Up Justice fokus pada komunitas dan bisnis lokal.

"Kami kerja bakti mengorganisasi orang-orang mau saling bantu dan saling menguntungkan antarmereka," kata Alick.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler