Black Friday, BDS Ajak Masyarakat Boikot Puma, HP, dan Marvel

HP, Puma, dan Marvel dinilai memberi dukungan pendudukan Israel di Palestina.

EPA-EFE/SEBASTIAO MOREIRA
Warga memborong berbagai barang dalam diskon tahunan Black Friday.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setiap Kamis keempat di bulan November diperingati sebagai perayaan Thanksgiving Day. Sehari setelah itu merupakan salah satu acara ritel paling penting setiap tahunnya yang dikenal dengan sebutan Black Friday. 

Baca Juga


Sepanjang masa Black Friday, beragam merek memberi diskon Black Friday beberapa pekan sebelumnya. Ada anggapan jika istilah Black Friday berasal dari konsep bahwa toko-toko dalam keadaan merugi atau berada dalam "zona merah", hingga sehari setelah Thanksgiving.

Selama bertahun-tahun, Black Friday telah berkembang seiring para penjual yang terus berupaya untuk menarik pembeli. Penerapan belanja daring semakin meningkatkan popularitas Black Friday, karena memungkinkan konsumen untuk ikut serta dalam hiruk pikuk ini dari rumah mereka.

Beberapa produk yang menjadi target boikot Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) turut serta dalam kemeriahan Black Friday. Dalam laman resmi BDS mengajak agar memboikot tiga produk yakni Hewlett Packard (HP), Puma, dan Marvel.

"HP, Puma dan Marvel mendukung atau memberikan perlindungan bagi rezim pendudukan militer dan apartheid Israel. Mereka memungkinkan terjadinya perang genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza. Ambil tindakan pada Black Friday dan Cyber ​​Monday untuk memberi tahu mereka bahwa Anda tidak akan menerima Genosida," tulis BDS di laman resminya dikutip Jumat (24/11/2023).

Menurut BDS, ketiga perusahaan ini secara jelas dan lantang mendukung dan memberikan perlindungan terhadap rezim pendudukan militer dan apartheid Israel, sehingga menjadikan mereka terlibat dalam kejahatan perang.

Dilansir dari AFP, Hamas menyebut jumlah korban tewas di wilayah Palestina telah mencapai 14.854 sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Pemerintah Hamas mengatakan 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita termasuk di antara korban tewas, dan 36.000 orang lainnya terluka.

Sebelumnya, Kementerian kesehatan Palestina mengatakan pihaknya tidak dapat lagi memberikan jumlah pasti korban karena pertempuran sengit yang menghambat pemulihan jenazah.

"Israel mungkin kini menghentikan pengebomannya, namun (Israel) berjanji akan melanjutkannya," tegas BDS.

Sehingga, perlu ada aksi boikot yang harus dilakukan terhadap tiga perusahaan tersebut. Pasalnya, ketiganya terbukti memberikan dukungan kepada militer Israel dan pemukiman ilegalnya di tanah Palestina yang dicuri atau mengagung-agungkan kekerasan kolonial pemukim terhadap penduduk asli Palestina.

"Kami membutuhkan bantuan mendesak Anda untuk menekan perusahaan-perusahaan ini agar mengakhiri keterlibatan mereka dalam genosida Israel dan pembersihan etnis terhadap warga Palestina. Ini benar-benar masalah hidup dan mati," pinta BDS.

"Ambil tindakan sekarang untuk Black Friday dan Cyber ​​Monday. Jangan Percaya pada Genosida!" ujar organisasi itu.

 

 

 

Black Friday tahun ini jatuh pada Jumat (24/11/2023). Tanggal itu beriringan dengan masa jeda agresi Israel ke Palestina.

Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, mengatakan bahwa jeda kemanusiaan di Jalur Gaza selama empat hari akan dimulai pada Jumat pagi waktu setempat, disertai dengan penghentian semua aktivitas militer antara kelompok perlawanan Palestina itu dan Israel.

Jeda kemanusiaan di Jalur Gaza dimulai pada Jumat pukul 07.00 waktu setempat atau sekitar pukul 12.00 waktu Jakarta.

Al-Qassam juga mengklarifikasi bahwa tiga sandera Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, akan dibebaskan untuk setiap tahanan Israel. Selama empat hari jeda kemanusiaan, sebanyak 50 sandera Israel, termasuk perempuan dan anak-anak di bawah 19 tahun, akan dibebaskan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler