Aftech Sebut Pentingnya Perlindungan Data Pribadi dan Keamanan Siber

Penggunaan satu identitas dan kata sandi akan meningkatkan keamanan.

Unsplash
Kejahatan carding merupakan bentuk penipuan yang dilakukan oleh penjahat siber menggunakan data pribadi dari kartu debit atau kartu kredit milik orang lain yang mereka curi./ilustrasi
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum IV Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Marshall Pribadi menekankan pentingnya perlindungan data pribadi dan keamanan siber di era digital saat ini.

"Menjaga privasi dan keamanan data pribadi adalah prioritas utama sehingga perusahaan fintech hendaknya memperkuat sistem pelindungan data pribadi bagi konsumennya," ujar Marshall dalam keterangan di Jakarta, Ahad (26/11/2023).

Sementara itu, lanjut Marshall, dalam mengelola keamanan siber, suatu perusahaan juga memerlukan pandangan yang holistik.

"Jadi seluruh elemen di perusahaan harus sadar terhadap cyber security masing-masing," kata.

CEO Privy itu menyampaikan, penggunaan tanda tangan elektronik tersertifikasi dan identitas digital untuk mengamankan transaksi keuangan dan perjanjian di dunia digital, menjadi salah satu cara dalam memastikan keamanan siber.

Menurut Marshall, penggunaan satu identitas dan kata sandi akan meningkatkan keamanan karena mengurangi jumlah kredensial yang harus dikenal dan disimpan.

Selain itu, hal tersebut bisa meminimalisir risiko kebocoran informasi pribadi saat beraktivitas digital untuk bisnis maupun dalam keseharian.

Privy sebagai salah satu perusahaan rintisan tanda tangan elektronik tersertifikasi di Indonesia dan anggota Aftech turut berpartisipasi dalam gelaran Bulan Fintech Nasional (BFN).

Privy memberikan edukasi mengenai pentingnya identitas digital dan tanda tangan elektronik tersertifikasi yang aman, legal, dan terpercaya.

BFN ditujukan untuk menambah kesadaran konsumen terhadap perkembangan dan risiko keuangan digital, termasuk penggunaan serta perlindungan data pribadi masyarakat.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perlu peran dan dukungan semua pihak untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang sehat.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan, regulator juga harus berinovasi secara berkelanjutan dan berkomitmen pada praktik bisnis yang bertanggung jawab sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mengambil keputusan keuangan yang bijak.

Lewat gelaran BFN 2023, OJK, asosiasi, dan juga pelaku industri di bidang fintech berupaya untuk terus meningkatkan literasi masyarakat mengenai ragam dan produk finansial teknologi yang aman dan legal, risiko-risiko yang harus dipertimbangkan konsumen dalam menggunakan layanan fintech, dan perlindungan data pribadi.

Baca Juga


sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler