Hamas: Agresi Militer Israel di Tepi Barat Kejahatan Brutal

Hamas menyerukan kepada brigade Palestina di seluruh Tepi Barat untuk melawan Israel.

EPA-EFE/CHRISTOPHE PETIT TESSON
Tentara Israel bersiaga di perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, 28 November 2023.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Kelompok perlawanan Palestina, Hamas mengatakan, meningkatnya agresi Israel di kota-kota, desa-desa, dan kamp pengungsi di wilayah pendudukan Tepi Barat merupakan tindakan kejam pasukan Israel terhadap rakyat Palestina. Pasukan Israel melakukan kejahatan brutal, penangkapan yang masif, dan penghancuran infrastruktur di Jenin.

Baca Juga


"Ini adalah kegigihan yang kejam dalam agresi Nazi terhadap rakyat Palestina, dalam upaya putus asa, mereka (Israel) tidak akan berhasil mematahkan semangat ketabahan dan perlawanan masa rakyat kita yang gagah berani di Tepi Barat," ujar pernyataan Hamas.

Hamas menyerukan kepada brigade perlawanan Palestina di seluruh Tepi Barat untuk melakukan perlawanan sengit terhadap pasukan pendudukan Israel. Hamas juga mendorong para pemuda dan brigade perlawanan untuk mengerahkan semua kekuatan dan keberanian dalam melawan para pemukim ilegal Yahudi.

"Kami menyerukan kepada massa rakyat kami dan pemuda serta brigade perlawanan di seluruh Tepi Barat untuk meningkatkan perlawanan terhadap tentara pendudukan dan pemukim, melanjutkan operasi Badai Al-Aqsa," kata pernyataan Hamas.

Wakil Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina, Mohammed Al-Hindi mengatakan, persoalan rakyat Palestina adalah persoalan seluruh dunia. Nasib Gaza terkait dengan nasib Tepi Barat, Al-Quds, dan Palestina. Dia mengatakan, Operasi Badai Al-Aqsa yang dimulai pada 7 Oktober telah mengubur kesombongan Yahudi Israel.

"Tidak ada keamanan atau perdamaian tanpa pemenuhan hak terhadap rakyat Palestina," ujar Al-Hindi, dikutip Resistance News Network di saluran Telegram.

Al-Hindi mengatakan, ketegangan regional di Laut Merah dan front selatan di Lebanon akan membantu mengubah posisi Amerika Serikat. Namun landasannya adalah keteguhan Gaza.

"Banyaknya tentara dan perwira (Israel) yang ditahan oleh kelompok perlawanan (Palestina) mempunyai harga yang berbeda dari harga saat ini, dan akan memaksa pendudukan (Israel) untuk melakukan kesepakatan pertukaran (tahanan) besar," kata Al-Hindi.

Dua anak Palestina, termasuk seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, telah gugur ditembak oleh pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Adam al-Ghoul (9 tahun), dan Basil Suleiman Abu al-Wafa (15 tahun) dibunuh oleh tentara Israel di utara wilayah pendudukan Tepi Barat.

Pada Selasa (28/11/2023) malam, pasukan Israel melancarkan serangan habis-habisan terhadap kamp tersebut, yang merupakan sumber utama perlawanan dan telah diserang berulang kali selama setahun terakhir. Serangan meningkat sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober di Israel selatan.

Penduduk setempat mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa pasukan Israel memaksa penduduk lingkungan Damj meninggalkan rumah mereka di bawah todongan senjata, setelah penghancuran besar-besaran oleh persenjataan Israel. Setidaknya 227 warga Palestina telah dibunuh oleh tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat dalam 50 hari. Sementara lebih dari 3.000 orang telah ditahan.

Pada Rabu dini hari pasukan Israel melancarkan serangkaian penggerebekan di beberapa kamp pengungsi lainnya di Tepi Barat. Di Jericho, pasukan Israel menyerbu rumah-rumah di kamp pengungsi Ein el-Sultan dan Aqbat Jabr, disertai dengan buldoser militer di kamp pengungsi tersebut.

Sementara itu, di Nablus, pasukan Israel menggerebek kamp Askar, tempat terjadi konfrontasi kekerasan dengan warga. Di Ramallah, rumah-rumah warga Palestina di kamp Jalazone diserbu, setelah itu para pemuda dari kamp tersebut menghadapi pasukan Israel.

Perancis mendorong Uni Eropa untuk mempertimbangkan sanksi terhadap pemukim Israel yang menargetkan warga Palestina di Tepi Barat  “Kami percaya bahwa komunitas internasional mempunyai peran untuk mengakhiri tindakan kekerasan yang sangat mengganggu stabilitas kawasan, namun juga merugikan prospek solusi dua negara,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Anne-Claire Legendre. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler