M Lutfi dan Arya Sinulingga Jawab Anies yang Mengkritik Pembangunan IKN

Sudah waktunya bandul pembangunan di Indonesia dipindahkan ke Kalimantan.

ANTARA/Olha Mulalinda
Pengunjung berfoto bersama di lokasi titik nol pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Rabu (1/6/2022).
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks menteri perdagangan (mendag), Muhammad Lutfi, menjawab kritikan calon presiden (capres) Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan, tentang pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, malah menimbulkan ketimpangan baru. Dia tidak setuju dengan anggapan Anies.


Menurut Lutfi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan sosok kepala negara yang cakap dan lengkap pemahamannya. Selain ahli dalam memberikan solusi untuk permasalahan perkotaan saat ini, sambung dia, Jokowi juga dikenal mampu menyelesaikan persoalan yang akan terjadi pada masa akan datang.

"Pak Jokowi adalah ahli menyelesaikan masalah yang akan datang dengan solusi masa depan," ucap Lutfi kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (1/12/2023).

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga menjelaskan, pembangunan IKN adalah program pemerintah pusat untuk membalas apa yang sudah diberikan Pulau Kalimantan untuk Indonesia. Menurut dia, kontribusi Kalimantan selama ini untuk Indonesia, sudah sangat besar.

Dia menyebut, dalam narasinya, Anies menyentil anggaran untuk IKN jika dipakai untuk membangun puskesmas maka seluruh kelurahan yang belum memiliki fasilitas tersebut bisa disediakan. Jika dipakai untuk kesejahteraan polisi atau tentara maka kesejahteraan aparat akan meningkat.

"Kontribusi yang diberikan Kalimantan untuk Indonesia itu terlalu besar. Ekspor batubara di Kalimantan Timur saja mencapai hampir Rp 100 triliun per tahun," kata Arya kepada Republika.co.id.

Hal itu belum melihat kontribusi dari Kalimantan secara keseluruhan. "Kalau cuma Rp 600 triliun (biaya pembangunan IKN), itu kecil dibanding kontribusi Kalimantan," ucap Arya.

Juru Bicara Kementerian BUMN itu menegaskan, sudah waktunya bandul pembangunan di Indonesia dipindahkan dan dipusatkan ke Kalimantan. Pasalnya sumber daya alam yang dikeruk dari Pulau Borneo tersebut sudah memberikan kontribusi besar untuk Indonesia.

"Saat ini, semua pembangunan tercentral di Jawa. Sehingga banyak fenomena anak-anak muda terbaik di luar Jawa justru merantau ke Jawa. Akibatnya kalaupun dikasih pembangunan pun orang-orang terbaiknya pergi ke Jawa," kata Arya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler