Studi: Pandangan dan Perilaku Positif Ikut Turunkan Risiko Demensia

Sifat-sifat kepribadian yang positif mungkin memberi orang ketahanan terhadap penyakit seperti Alzheimer dan demensia lainnya.

retizen /jok
.
Rep: jok Red: Retizen
Kepribadian yang positif memberi pertahanan aserangan demensia. Sumber gambar: Freepik/Atlas Company via republika.id

KEPRIBADIAN tertentu -- teliti, ramah, serta selalu positif dalam pandangan dan perilaku -- tampaknya dapat menurunkan kemungkinan seseorang untuk mengidap demensia. Di sisi lain, menjadi neurotik dan lebih negatif dalam pandangan dan perilaku terkait dengan risiko yang lebih tinggi untuk penurunan mental.


Hal-hal tersebut dikemukanan oleh tim peneliti dari Northwestern University di Chicago, Amerika Serikat, yang hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal Alzheimer's & Dementia, edisi 29 November lalu.

Kepribadian seseorang dapat memengaruhi apakah kebiasaan sehari-hari sehat atau tidak sehat bagi otak, jelas tim periset, yang dipimpin oleh peneliti Eileen Graham, seorang profesor ilmu sosial medis di Northwestern University.

"Neurotisme terkait dengan kencenderungan demensia, dan orang dengan neurotisme lebih rentan terhadap kecemasan, kemurungan, dan kekhawatiran, sedangkan orang yang teliti lebih cenderung melakukan aktivitas berolahraga, mengupayakan kesehatan preventif, serta minum lebih sedikit," ujar Graham dalam siaran persnya, sebagaimana dikutip United Press International.

"Jadi, di situlah intervensi mungkin berguna untuk meningkatkan perilaku kesehatan seseorang untuk hasil kesehatan yang lebih baik," Graham beralasan.

Analisis baru ini berfokus pada apa yang telah lama disebut oleh para psikolog sebagai ciri-ciri kepribadian "Lima Besar", yang mencakup kesadaran, ekstraversi, keterbukaan terhadap pengalaman, neurotisme, dan keramahan.

Graham bersama timnya melihat data dari delapan penelitian. Secara keseluruhan, penelitian ini melibatkan lebih dari 44.000 orang dan 1.703 orang di antaranya kemudian mengalami demensia.

Nilai tinggi untuk sifat-sifat negatif, seperti neurotisisme dan keadaan emosi negatif, ditambah nilai rendah untuk ketelitian, ekstraversi, dan afek positif, semuanya tampak meningkatkan kemungkinan demensia.

Sebaliknya, skor tinggi untuk keterbukaan terhadap pengalaman, kesetujuan dan kepuasan hidup dikaitkan dengan risiko penurunan otak yang lebih rendah. Demikian temuan tim peneliti.

Tren tersebut bertahan bahkan setelah para peneliti memperhitungkan pengaruh lain, seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

Dalam penelitian ini juga tidak didapatkan bukti bahwa kerusakan fisik pada otak berperan dalam temuan penelitian ini, kata Graham dan rekan-rekannya.

Sebaliknya, sifat-sifat kepribadian yang positif mungkin memberi orang ketahanan terhadap penyakit seperti Alzheimer dan demensia lainnya.

Jadi, meskipun perubahan otak sedang terjadi, kepribadian yang optimis mungkin dapat melawan efeknya dan memungkinkan orang untuk mengatasinya dengan lebih baik. Demikian ungkap para periset.***

Sumber: United Press International

--

sumber : https://retizen.id/posts/249586/studi-pandangan-dan-perilaku-positif-ikut-turunkan-risiko-demensia
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler