IDI Minta Pemerintah Sediakan Vaksin di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19
Selain di Singapura, peningkatan kasus Covid-19 juga terjadi di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 meningkat menjelang akhir tahun. Negara tetangga, Singapura, belakangan ini menjadi sorotan dengan nominasi varian EG.5. Sementara itu, di Indonesia, peningkatan Covid-19 juga terjadi pada Oktober hingga November 2023.
Pada awal 2-8 Oktober terjadi 65 kasus sementara pada 20-26 November terjadi 151 kasus, lebih dari dua kali lipat. Untuk saat ini, pasien yang meninggal dalam waktu rentang dua bulan berjumlah satu orang.
Mengingat situasi ini, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof DR Dr Erlina Burhan mengungkapkan telah meminta kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyediakan stok vaksin di sejumlah fasilitas kesehatan. Ini ditekankan sebelum Desember berakhir yang artinya vaksin masih gratis.
"Sudah menyampaikan kepada Kemenkes tentang pengadaan vaksin karena sampai akhir Desember kira-kira tiga pekan lagi, vaksin Covid-19 masih ditanggung pemerintah alias gratis," kata Erlina dalam konferensi pers daring, Rabu (6/12/2023).
Pada tahun depan, vaksin sudah tidak lagi gratis. Oleh karena itu, IDI mengimbau agar harga vaksin jangan terlalu mahal.
"Kami imbau supaya harga vaksin jangan mahal karena demi masyarakat seharusnya harganya ditekan. Minimal harganya sama dengan Kemenkes membeli pada produsen. Kalau perlu harus di bawahnya lagi," ujarnya.
Selain itu, Erlina mengajak masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup sehat dan protokol kesehatan jika berkegiatan di luar. Misalnya, dengan menggunakan masker saat di keramaian dan perjalan, batasi waktu saat berada di ruangan tertutup, dan vaksinasi Covid-19 booster.
"Melaksanakan protokol kesehatan dan vaksinasi terbukti menyelamatkan kita dari pandemi Covid-19. Mari mulai terapkan kembali protokol kesehatan dan vaksinasi," katanya.