WHO Prediksi 250 Ribu Orang akan Meninggal per Tahun Akibat Perubahan Iklim

Perubahan iklim kian berdampak terhadap kesehatan manusia.

www.freepik.com
Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia semakin meningkat.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekhawatiran tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia semakin meningkat, mulai dari polusi udara hingga wabah penyakit yang terkait dengan cuaca ekstrem seperti banjir. Diperkirakan 250 ribu orang akan meninggal setiap tahunnya akibat perubahan iklim, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga


Namun demikian, statistik menunjukkan bahwa satu dari empat kematian disebabkan oleh penyebab lingkungan yang dapat dicegah. Kondisi ini mendorong konferensi iklim COP28 di Dubai untuk mengadakan Hari Kesehatan (Health Day) yang pertama. Hari Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pendanaan aksi iklim yang berfokus pada kesehatan, dimana selama ini sektor kesehatan hanya menerima 2 persen dari pendanaan adaptasi dan 0,5 persen dari keseluruhan pendanaan iklim.

 

Lantas bagaimana perubahan iklim memengaruhi kesehatan kita?

Di seluruh dunia, para ahli kesehatan mengatakan bahwa perubahan iklim memperburuk berbagai masalah kesehatan, baik secara langsung, seperti kematian akibat panas atau luka-luka akibat kebakaran hutan, maupun secara tidak langsung, misalnya melalui peningkatan penyakit yang berkaitan dengan cuaca ekstrem seperti banjir.

Penyakit menular yang ditularkan melalui air seperti kolera dapat menjadi lebih bermasalah ketika suhu dan pola curah hujan menjadi lebih ekstrem. Sementara itu, genangan air dapat memicu penyebaran penyakit seperti malaria dan demam berdarah yang disebarkan oleh nyamuk.

Malnutrisi, yang diperparah oleh kekeringan berkepanjangan dan peristiwa cuaca ekstrem lainnya seperti banjir, juga berdampak pada kesehatan manusia. Polusi udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan lebih dari 6,5 juta kematian per tahun secara global, angka yang terus meningkat, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu di jurnal Lancet Planetary Health.

Perubahan iklim juga meningkatkan kemungkinan terjadinya peristiwa besar terkait virus seperti pandemi Covid-19, terutama karena deforestasi yang semakin parah, yang membuat manusia dan hewan liar semakin dekat. Selain itu, dampak pemanasan global juga berkaitan dengan gangguan kesehatan mental karena menyebabkan kemiskinan, pengungsian, dan kerawanan pangan.

 

Siapa yang paling terpengaruh oleh dampak kesehatan iklim?

Presiden World Medical Association, Lujain Alqodmani, mengatakan bahwa masyarakat yang terpinggirkan dan masyarakat miskin menanggung beban terberat dari beban kesehatan yang disebabkan oleh iklim.

"Kelompok-kelompok ini sering kali tidak memiliki sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk memitigasi atau beradaptasi terhadap risiko terkait iklim, sehingga mereka rentan terhadap hasil kesehatan yang merugikan," kata Alqodmani seperti dilansir Eco Business, Jumat (8/12/2023).

Hal ini dapat dilihat di tempat-tempat seperti provinsi Chiquimula di Guatemala, di mana cuaca yang lebih ekstrem memicu tingginya angka malnutrisi pada anak. Anak-anak yang kekurangan gizi berisiko mengalami kesehatan yang buruk sepanjang hidupnya.

Perubahan iklim memperburuk risiko yang dihadapi oleh individu yang sudah sakit, cacat, berpenghasilan rendah, atau rentan dengan cara lain. Di negara-negara miskin dengan tingkat kematian ibu yang tinggi seperti Sudan Selatan, gelombang panas misalnya, menimbulkan ancaman yang semakin besar bagi wanita hamil dan bayi, menempatkan mereka pada risiko keguguran, kelahiran mati atau bayi dengan berat badan rendah.

 

Hal ini menggarisbawahi perlunya investasi untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, kata para spesialis.

"Jika kita dapat membantu orang untuk menjadi sesehat mungkin sejak awal, mereka akan berada dalam situasi yang jauh lebih baik untuk menjadi tangguh dan beradaptasi dengan apa yang terjadi pada kita," kata Jeni Miller, direktur eksekutif di Aliansi Iklim dan Kesehatan Global.

 

Bagaimana mencegah penyakit yang disebabkan oleh perubahan iklim?

Pada akhirnya, penghentian penggunaan bahan bakar fosil yang berpolusi dan penggunaan energi terbarukan akan meningkatkan kesehatan manusia, bersamaan dengan program-program untuk memulihkan alam dan mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan, demikian kata para ahli.

Sementara itu, sistem perawatan kesehatan membutuhkan data untuk merencanakan dan mempersiapkan diri menghadapi bencana dan membuat diri mereka lebih tahan terhadap perubahan iklim, serta dana, fasilitas, dan tenaga terlatih yang memadai untuk menangani risiko kesehatan yang meningkat.

Langkah-langkah praktis termasuk upaya advokasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan dan masyarakat umum seperti kampanye "Upaya Sadar Mengusir Ancaman Nyamuk" di Bangladesh, untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Rencana aksi terkait iklim di berbagai negara harus mencakup diskusi tentang masalah kesehatan, ujar Miller, seraya menambahkan bahwa melibatkan masyarakat lokal dalam pembuatan kebijakan sangat penting untuk membangun ketahanan dan mendapatkan hasil. "Keterlibatan dan rasa memiliki serta pemberdayaan itu sendiri sebenarnya merupakan faktor pelindung," kata Miller.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler