Warga Aceh Tolak Pengungsi Rohingya, Begini Adab dalam Islam Ketika Diberi Bantuan
Warga Aceh geram dengan perilaku buruk para pengungsi Rohingya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Aceh geram dengan perilaku buruk para pengungsi Rohingya. Dalam sejumlah video yang beredar, para pengungsi Rohingya membuang sejumlah barang bantuan dari ke laut, selain itu juga mengeluhkan kurangnya porsi makan dan lauk yang diberikan. Terlepas dari itu, bagaimana adabnya dalam Islam ketika menerima bantuan dari orang lain?
Adab Menerima Bantuan dalam Islam
1) Qanaah dan bersyukur
Seorang Muslim hendaknya qanaah dan bersyukur ketika mendapatkan bantuan dari orang lain. Qanaah berarti merasa cukup dan menjauhkan dari dari sifat merasa kurang atau merasa tidak puas. Ketika mendapatkan bantuan semisal makanan, hendaknya bersyukur atas rezeki yang diperoleh dan qanaah terhadap rezeki yang ada.
Rasulullah SAW bersabda:
قد أفلح من أسلم، ورُزق كفافًا، وقنعه الله بما آتاه
“Sungguh beruntung orang yang berislam, memperoleh kecukupan rezeki dan dianugerahi sifat qana’ah atas segala pemberian” (Hasan. HR. Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda:
قد أفلح من أسلم ورزق كفافًا: أي ما يكف من الحاجات ويدفع الضرورات، وقنعة الله بما آتاه: فلم تطمح نفسه لطلب ما زاد على ذلك؛ فمن حصل له ذلك فقد فاز
“Sungguh beruntung orang yang berislam, memperoleh kecukupan rezeki, yaitu rezeki yang dapat mencukupi kebutuhan dan mengantisipasi kondisi darurat. Dan dianugerahi sifat qanaah, di mana jiwanya tidak berambisi untuk memperoleh melebihi kebutuhan. Maka siapa saja yang memiliki ketiga hal tersebut sungguh telah beruntung” (at-Taisir bi Syarh al-Jaami’ ash-Shaghiir).
Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (Ibrahim ayat 7).
Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667).
Ketika seorang Muslim telah mendapatkan...
2) Berterimakasih kepada orang yang membantu
Ketika seorang Muslim telah mendapatkan bantuan atau pemberian apapun dari Muslim lainnya hendaknya ia mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah membantunya. Dan jangan menyakiti orang yang memberi bantuan dengan perkataan atau tindakan. Seperti berkata buruk atau menghinakan tentang barang bantuan atau barang pemberian, atau justru membuang barang tersebut.
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih kepada manusia.” (HR. Abu Daud, no. 4811 dan Tirmidzi, no. 1954. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih
3) Jangan menyakiti hati orang yang membantu dengan membuang bantuan
Ketika diberi suatu pemberian dari Muslim lainnya maka hendaknya menerimanya. Jangan sampai menyakiti hati orang yang telah berbuat baik dengan memberi bantuan atau pemberian dengan menolaknya apalagi membuangnya.
Di dalam Syu’abul Iman karya Al-Baihaqi dari Khalid bin ‘Adi dari Nabi ﷺ yang bersabda: مَنْ بَلَغَهُ مَعْرُوفٌ عَنْ أَخِيهِ مِنْ غَيْرِ
مَسْأَلَةٍ وَلَا إِشْرَافِ نَفْسٍ فَلْيَقْبَلْهُ وَلَا يَرُدَّهُ ، فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ سَاقَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ
“Siapa saja yang mendapat kebaikan dari saudaranya, padahal dia tidak meminta dan tidak berambisi untuk mendapatkannya, maka hendaknya dia menerima pemberian tersebut dan tidak menolaknya. Sungguh, itu adalah rezeki dari Allah yang dicurahkan kepadanya,” (Syuabul Iman. Al-Albani)
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ، فَقَالَ لِفَاعِلهِ : جَزَاكَ اللهُ خَيْراً ، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ
“Barangsiapa yang diperlakukan baik, lalu ia mengatakan kepada pelakunya, ‘Jazakallahu khairan (artinya: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)’, maka sungguh ia telah sangat menyanjungnya.” (HR. Tirmidzi. Ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih)
Membalas kebaikan...
4. Membalas kebaikan orang yang telah membantu, memujinya, dan mendoakannya
Ketika telah dibantu oleh orang lain tanamkanlah niat baik untuk membalas kebaikannya kelak. Selain itu berikanlah pujian dan doa kepada orang yang telah memberikan bantuan.
Dari Jabir bin Abdillah Al Anshary radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 215, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Dalam Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah (5:322) disebutkan bahwa ‘Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu berkata,
لو يعلم أحدكم ما له في قوله لأخيه : جزاك الله خيرا ، لأَكثَرَ منها بعضكم لبعض
“Seandainya salah seorang di antara kalian tahu akan baiknya doa “Jazakallahu khoiron (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan) tentu ia akan terus mendoakan satu dan lainnya.”