Perubahan Iklim Ubah Siklus Metana dan Nitrogen Dioksida di Laut
Perubahan iklim sangat berdampak pada ekosistem lautan terbuka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lautan adalah sistem pendukung kehidupan yang penting bagi planet kita melalui perannya dalam pengaturan iklim global. Lautan menyerap sebagian besar emisi karbon dan panas yang terperangkap di atmosfer, yang merupakan hasil dari aktivitas manusia.
Selama bertahun-tahun, hal ini telah menyebabkan pemanasan laut (ocean warming/OW), pengasaman laut (ocean acidification/OA), dan deoksigenasi laut (ocean deoxygenation/OD). Selain itu, peningkatan deposisi nitrogen antropogenik (anthropogenic nitrogen deposition/AND) juga sangat memengaruhi lingkungan laut.
Sebagai bagian dari konsekuensi ini, gas nitrogen dioksida dan metana terutama dikendalikan oleh prokariotik atau organisme mikroba yang hidup di laut. Meskipun beberapa penelitian telah menganalisis proses ini secara rinci, dampaknya secara bersamaan terhadap ekosistem laut belum diteliti.
Dalam sebuah studi baru-baru ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Prof Il-Nam Kim, Profesor Ilmu Kelautan di Incheon National University, mengevaluasi perubahan populasi prokariotik dan modifikasi metabolisme akibat dampak bersamaan dari OW, OA, OD, dan AND di Samudra Pasifik Utara bagian Barat. Temuan mereka dipublikasikan di Marine Pollution Bulletin.
"Perubahan iklim menyebabkan perubahan lingkungan laut, dan penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman kita tentang dampaknya terhadap kehidupan manusia," kata Prof Kim seperti dilansir Phys, Senin (11/12/2023).
Para penulis secara simultan mempelajari dampak perubahan iklim di lapisan permukaan laut, lapisan pertengahan laut, dan lapisan terdalam laut. Komunitas mikroba dan potensi fungsionalnya dalam mengatur siklus nitrogen oksida dan metana dievaluasi dengan menggunakan analisis biogeokimia dan sekuensing genom mikroba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokariotik dari lapisan permukaan hingga terdalam, terkait erat dengan pemicu perubahan iklim. Dalam jangka panjang, ekosistem laut yang sensitif dapat terpengaruh oleh peningkatan produksi nitrogen dioksida yang diikuti oleh perubahan pH, yang pada akhirnya meningkatkan emisi metana.
Temuan ini menyimpang dari potensi prokariotik dan proses biogeokimia yang diasumsikan saat ini terkait dengan perubahan iklim. Temuan ini juga menyelaraskan kembali fokus pada bagaimana perubahan iklim berdampak pada ekosistem lautan terbuka.
"Penelitian ini akan berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran akan parahnya perubahan iklim dan pentingnya sumber daya laut,” kata Kim.
Penelitian perintis ini memiliki potensi untuk membentuk penelitian ekosistem laut di masa depan. Kebijakan yang ditujukan untuk mengurangi pengasaman dan pemanasan laut dapat membantu menstabilkan komunitas mikroba dan siklus gas rumah kaca yang vital ini.