Skuad Mewah Pelita Jaya Bidik Juara IBL 2024, Coach Bove tak Rasakan Tekanan

Tiap klub IBL mendapatkan pagu belanja Rp 10 miliar per tahun.

REPUBLIKA/ISRAR ITAH
Tim Pelita Jaya Bakrie di IBL Media Day 2024
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aturan baru IBL musim 2024 yang di antaranya memberikan kebebasan kepada klub dalam memilih pemain asing, serta adanya salary cap yang lumayan besar, yakni Rp 10 miliar per tahun, dimaksimalkan Pelita Jaya Bakrie Jakarta.

Baca Juga


Pelita Jaya Bakrie menjadi tim dengan roster menakutkan di IBL 2024 seusai mendatangkan tiga pemain yang pernah bermain di NBA. Tercatat tiga pemain tersebut, yakni Thomas Robinson (Sacramento Kings), Malachi Richardson (Toronto Raptors), dan Kevin KJ McDaniels (Houston Rockets) akan bergabung dengan Andakara Prastawa Dhyaksa dkk.

Selain pemain asing, dari barisan penggawa lokal, tim yang bermarkas di Kuningan, Jakarta Selatan itu mendapatkan juga jasa pemain naturalisasi Brandon Jawato dan Anthony Beane.

Untuk Jawato terhitung sebagai pemain lokal mengikuti status yang diakui oleh FIBA. Adapun Beane mengikuti peraturan IBL, baru akan bermain di playoff pada April mendatang.

Presiden Pelita Jaya Andiko Ardi Purnomo mengaku sudah memperhitungkan salary cap dengan matang sebelum belanja banyak pemain.

Pria yang pernah menjadi manajer timnas Indonesia di Asian Games 2018 itu mengaku sudah melaporkan kepada IBL perihal daftar belanja timnya.

“Kami sudah menghitung semuanya dan telah dikirimkan kepada IBL. Dengan adanya salary cap sebesar Rp 10 miliar, kami mencoba memaksimalkan karena tahun ini kami ingin menjadi juara,” ujar Diko saat IBL Media Day di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2023).

Pelita Jaya jor-joran setelah hanya menjadi runner-up IBL dalam tiga musim beruntun sejak 2021. Hal tersebut membuat manajemen berbenah untuk bisa menyulap tim yang kini ditangani pelatih kawakan asal Australia, Rob "Bove" Beveridge menjadi lebih tangguh.

“Kami sudah tiga tahun hanya menjadi runner up. Tahun ini kami ingin menjadi juara,” kata Diko.

Rencananya Andakara Prastawa Dhyaksa dkk akan bermarkas di Hall Basket, Senayan, Jakarta pada musim depan. Markas mereka di GOR Soemantri Brojonegoro urung tidak bisa digunakan mengingat hanya menampung sebanyak 2 ribu penonton. 

Coach Bove tak merasakan tekanan wajib juara dari manajemen Pelita Jaya. "Ini yang saya lakukan. Saya senang memenangi gelar juara. Saya senang membawa pemain bersama-sama. Mereka sangat dekat. Saya di sini mencoba untuk membawa mereka ke level lain. Saya tidak merasakan tekanan yang banyak," kata Bove. 

Ia menilai, jika bisa menyatukan para pemainnya bermain bersama, memahami peran mereka, kekuatan dan kelemahan mereka Pelita Jaya akan menjadi kuat. Selain itu, para pemain juga harus saling berkorban atau berkoban untuk rekannya yang lain demi kejayaan tim. 

"Jika mereka melakukan itu, mereka akan menang. Jadi tugas saya untuk memastikan tidak ada tekanan atas mereka daripada berpikir kami harus menang, harus menang. Jika kami bermain sebagai satu kesatuan bersama, saya pikir kami bisa juara," tegas Bove.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler