Politik Global dan El Nino Jadi Tantangan Perekonomian Tahun Depan

Ekonomi Indonesia masih bisa stabil dan titik terang perekonomian dunia saat ini.

facebook.com/pg/worldbank
Kantor Pusat Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat
Rep: Intan Pratiwi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia mencatat pada tahun depan pertumbuhan ekonomi masih memiliki beberapa tantangan. Kondisi politik global dan elnino menjadi salah satu tantangan ke depan.

Baca Juga


World Bank Country Director for Indonesia and Timor Leste Satu Kahkonen menjelaskan, dua faktor yang membebani pertumbuhan global dan perdagangan internasional saat ini adalah kondisi ketidakpastian politik, kondisi geopolitik dan juga inflasi yang melejit. "Kedua hal ini membebani pertumbuhan global dan perdagangan internasional, pengetatan moneter ekonomi yang progresif meningkatkan biaya dari pembiayaan, pemicu arus keluar modal dan tekanan ke negara berkembang termasuk indonesia," kata Satu dalam acara Laporan Prospek Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Prospects/IEP) Edisi Desember 2023 dari Bank Dunia, Rabu (13/12/2023).

Satu juga menjelaskan kondisi El Nino juga menekan rantai pasok pangan global sehingga harga komoditas pangan kerap kali menjadi persoalan. "Ini El Nino juga menekan rantai pasok pangan global," tambah Satu. 

Namun, di tengah situasi tersebut, Satu menilai ekonomi Indonesia masih bisa stabil. Kata Satu, Indonesia menjadi salah satu titik terang perekonomian dunia saat ini.

"Ekonomi Indonesia masih bisa stabil. Titik terang perekonomian dunia saat ini. PDB konsumsi swasta yang meningkat. Kami melihat transportasi, komunikasi dan pariwisata. Defisit rendah, utang publik rendah, cadev mencukupi dan pembiayaan cukup stabil," kata Satu.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan saat ini pemerintah Indonesia berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal III tahun ini, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,06 persen. Investasi naik 5,77 persen. Sektor transportasi tumbuh 14,7 persen dan sektor pariwisata 10,9 persen.

"Selagi berupaya meningkatkan permintaan domestik, kami menyadari dan mewaspadai tantangan perekonomian global yang dapat menghambat kinerja perekonomian nasional. Sehingga, untuk menjaga prospek pertumbuhan dan memitigasi seluruh tantangan ke depan, kami telah menyiapkan serangkaian strategi," kata Airlangga

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler