Ini Prosedur Tes dan Tanggung Jawab Pribadi dalam Hadapi Covid-19

Tanggung jawab menjaga kesehatan saat ini ada di tangan individu.

Republika/ Tahta Aidilla
Anak-anak mencuci tangan. Kemenkes mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti peningkatan tren kasus Covid-19 saat ini. Pemerintah mendesak adanya langkah-langkah pencegahan yang dilakukan secara bersama oleh seluruh elemen masyarakat.

Baca Juga


Kasus terkini didominasi oleh subvarian EG.5, yang merupakan turunan dari varian omicron dan masuk dalam kategori variants of interest (VOI), yaitu varian yang memiliki mutasi genetik yang dapat memengaruhi karakteristik klinis virus. Subvarian EG.5 ini memiliki karakteristik yang dapat menyebabkan peningkatan kasus dan memiliki kemampuan untuk menginfeksi lebih mudah, meskipun tidak ada perubahan dalam tingkat keparahan.

Meskipun begitu, mobilisasi masyarakat selama libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 berpotensi meningkatkan kasus Covid-19. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan mengenai prosedur tes Covid-19 dan tanggung jawab pribadi dalam menghadapi peningkatan kasus, terutama dengan munculnya varian baru, seperti EG.5.

Dr Nadia menekankan bahwa tes Covid-19 dapat dilakukan baik dengan metode PCR maupun menggunakan tes antigen. Dia menekankan bahwa tanggung jawab menjaga kesehatan saat ini berada di tangan masing-masing individu.

"Sekarang kan tanggung jawab menjaga kesehatan itu masing-masing, kalau memang terinfeksi, ini menjadi salah satu tanggung jawab masyarakat. Nggak ada situasi seperti pandemi yang wajib,” kata dr Nadia kepada Republika.co.id, Jumat (15/12/2023).

Dia juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam menghadapi peningkatan kasus, terutama dengan adanya varian baru. Tes Covid-19 dapat dilakukan menggunakan tes rapid, tes antigen, atau PCR. Dr Nadia mencontohkan bahwa seseorang yang merasa lelah atau pegal dapat melakukan tes, dan jika hasilnya positif, selanjutnya isolasi mandiri (isoman) untuk mencegah penularan.

"Ini tanggung jawab sendiri agar tak menularkan ke orang lain. Kalau positif ini juga bisa menularkan ke keluarga kita,” ujar dr Nadia.

Tentang subvarian EG.5, dia menjelaskan bahwa tidak ada gejala dominan yang menyertainya, bisa saja batuk atau pilek, bahkan tanpa bergejala. Jika seseorang dinyatakan positif, isoman sangat dianjurkan. Jika merasa lebih baik, maka tes kembali dapat dilakukan setelah tiga sampai lima hari.

Nggak ada kewajiban lagi. Kalau sakit, tes. Kalau udah ngerasa sehat, tes. Kalau cuma ngerasa sakit sehari, nggak papa tes lagi. Harus tes supaya tahu sudah negatif apa belum,” kata dr Nadia.

Dia menekankan pentingnya tes untuk memastikan kesembuhan dan mencegah penularan kepada orang lain. Tes Covid-19 juga penting untuk memantau status kesehatan dan menghindari penyebaran virus. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler