Urai Kemacetan di Monjali, Satlantas Polresta Sleman Lakukan Rekayasa Lalin
Satlantas mengusulkan untuk menggeser pembatas jalan ke kiri.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas (Wakasat Lantas) Polresta Sleman, AKP Arfita Dewi mengatakan, antrean kendaraan roda empat yang memenuhi jalur lambat menjadi penyebab kemacetan di depan Monumen Yogya Kembali (Monjali). Untuk mengantisipasi kemacetan tersebut, Polresta Sleman melakukan rekayasa lalu lintas di sekitaran Monjali.
"Kami dari Satlatnas Polresta Sleman kami telah melaksanakan yaitu setiap pagi kami telah melaksanakan kegiatan rekayasa lalu lintas dengan menempatkan anggota dari pukul 06.30 sampai 07.30 dimana memang jam itu jam-jam rawan macet," kata Arfita ditemui di Aula Setda Sleman, Jumat (15/12/2023).
Skema rekayasa lalu lintas yang dibuat petugas kepolisian yakni memisahkan antara roda empat dan roda dua. Tepat di depan pintu masuk Monjali petugas menyiapkan barrier (pembatas jalan).
"Jadi, kendaraan roda empat yang melalui jalur lambat wajib memasuki jalur cepat ke kanan. Kemudian yang masuk ke jalur lambat yang untuk menuju ke arah Monjali maupun Kentungan itu roda dua saja," ujarnya.
Namun ia mengatakan kemacetan kembali terjadi ketika petugas tidak lagi berjaga di lokasi. Karena itu menurutnya dibutuhkan kesadaran pengendara roda empat untuk tidak memenuhi jalur lambat.
"Yang dia keperluannya tidak untuk ke kiri seharusnya melalui jalur cepat. Atau jika memang harus ke kiri jangan menggunakan dua lajur, jangan sampai kendaraan roda dua itu memenuhi jalur lambat," ungkap dia.
Untuk jangka panjangnya, Arfita mengungkapkan Satlantas telah bersurat ke Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas III Yogyakarta dan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) DIY Kementerian PUPR terkait manajemen rekayasa lalu lintas dengan mengubah pembatas jalan dengan desain miring, sehingga jalur lambat hanya bisa dilalui roda dua.
Selain itu Satlantas juga mengusulkan untuk menggeser pembatas jalan ke kiri. Dengan digesernya divider jalan dan desain miring maka otomatis roda empat akan mengambil jalur cepat.
"Kami juga mengusulkan untuk bukaannya diperpanjang, bukaan itu yang dari sisi barat devidernya dipotong jadi mobil lebih plong istilahnya, lebih luas untuk menggunakan jalur cepat," katanya.
Ia mengungkapkan surat usulan untuk melakukan manajemen rekayasa jalan sudah ditandatangani Kapolresta. Ia berharap usulan tersebut bisa segera direalisasi.
"Walupun ini jangka panjang, semoga bisa segera direalisasi semua instansi bisa segera dirapatkan dan disetujui. Ketika kita mengubah melaksanakan manajamen rekayasa dengan mengubah atau membuka devider harus melalui forum lalu lintas, yang tidak hanya kepolisian ada Dishub, BPTD Satker PJN PU," ujarnya.