Produknya Diboikot, CEO Starbucks Salahkan Medsos

Starbucks mengaku banyak tokonya di berbagai lokasi mengalami vandalisme.

AP Photo/Bebeto Matthews
Koalisi pekerja Starbucks berunjuk rasa di luar toko di Manhattan, Amerika Serikat, 16 November 2023.
Rep: Fauziah Mursid Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gelombang boikot terhadap Starbucks karena dinilai pro terhadap Israel berlanjut dan terus menyebabkan kerugian.

Baca Juga


CEO Starbucks Laxman Narasimhan seperti dilansir Reuters, Rabu (20/12/2023), pun menyebut para pemboikot jaringan kedai kopinya tersebut telah dipengaruhi gambaran keliru di media sosial tentang hal yang diperjuangkan Starbucks. Narasimhan pun mencatat jika akibat gambaran keliru tersebut, banyak toko Starbucks di berbagai lokasi mengalami insiden vandalisme. Tak hanya itu, kata Narasimhan, akibat insiden itu, Starbucks juga bekerja sama dengan aparat keamanan di setiap tempat untuk memastikan keselamatan para pekerja maupun pelanggan.

Starbucks, waralaba kedai kopi global yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, ini turut menjadi produk yang diboikot para konsumen, khususnya di negara Arab maupun berpenduduk mayoritas.  Tekanan kepada Starbucks ini imbas dari sikap perusahaan yang menggugat serikat pekerja Workers United pada Oktober, mewakili ribuan barista di sekitar 360 toko di AS, setelah serikat pekerja tersebut secara singkat mengunggah pernyataan dukungan untuk warga Palestina di di media sosial.

Perusahaan tersebut pada saat itu mengatakan dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan. Perusahaan kala itu juga menyatakan sangat tidak setuju dengan pandangan yang diungkapkan oleh serikat pekerja mereka.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler