Maklumi Genosida di Gaza, Eks Vice President Johnson & Johnson Tuai Kecaman
Unggahan Sam Maldonado di LinkedIn sudah dihapus.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komentar mengejutkan mantan petinggi jenama Johnson & Johnson, Sam Maldonado, menjadi viral dan menuai kecaman warganet. Pasalnya, Maldonado mengatakan bahwa pembunuhan terhadap semua orang di Gaza, Palestina, merupakan sesuatu yang dibenarkan.
Ucapan itu dilontarkan Maldonado di situs web jaringan sosial LinkedIn, sebagai komentar terhadap unggahan lain yang dibuat oleh Alan Tennenberg. Diketahui dari profil LinkedIn, Tennenberg adalah mantan chief medical officer global public health di Johnson & Johnson.
Tennenberg membagikan tiga foto yang menampilkan orang-orang di sebuah lorong dan di lapangan parkir. Lantas, dia mengatakan bahwa foto-foto itu diambil dari Rumah Sakit al-Shifa pada 7 Oktober 2023 dan merupakan bukti bahwa rumah sakit tersebut diubah menjadi penjara bawah tanah.
Akurasi dan kejelasan gambar-gambar itu sebenarnya masih dipertanyakan, begitu juga sumber ataupun kaitan dengan tudingan Tennenberg soal rumah sakit sebagai sarang teroris dan keterlibatan para tenaga medis. Namun, Maldonado segera saja mengomentari unggahan itu.
"Jadi, apakah ini berarti semua warga Palestina adalah teroris dan harus dibunuh? Jika memang itu masalahnya, sekarang saya mengerti mengapa semua pengeboman itu harus terjadi," kata Maldonado mengomentari unggahan itu sekitar sebulan yang lalu.
Hal yang dituding keterlaluan oleh warganet adalah karena Maldonado mengutip Alkitab secara tidak tepat di komentarnya. Dia mengatakan ini bukan pertama kalinya Israel menghadapi "musuh", kemudian dia mengutip 1 Samuel 15:3.
Menurut Maldonado, dalam ayat itu Tuhan memerintahkan Israel menghancurkan seluruh bangsa Amalek, baik itu lelaki, perempuan, anak-anak, bayi, sapi, domba, kambing, unta, dan keledai. Maldonado berpendapat petinggi Israel Benjamin Netanyahu mendapat perintah serupa dari Tuhan terkait Palestina.
"Orang-orang mungkin menyebut ini pembersihan etnis atau genosida, tetapi umat pilihan Tuhan tahu bahwa ini adalah ketaatan kepada Tuhan. Tuhan harus ditaati dalam kondisi apa pun," ungkap Maldonado.
Banyak orang segera mengecam komentarnya, termasuk medical officer di Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Ana Szarfman. "Sam, kau seharusnya malu dengan apa yang kau tuliskan," tutur Szarfman. Namun, Maldonado bersikeras bahwa Tuhan selalu benar.
"Saya yakin Israel harus mempertahankan diri apa pun risikonya. Jika Israel tidak membela diri, Israel bisa lenyap. Meski sebenarnya Israel tidak akan hilang. Tuhan telah melindungi Israel selama ribuan tahun dan menurut saya Dia tidak akan berubah pikiran," ucap Maldonado.
Hanya saja, profil dan komentar Maldonado di LinkedIn sudah tak bisa ditemukan, entah karena dihapus atau diblokir oleh situs. Akan tetapi, unggahan awal Alan Tennenberg masih ada, berikut sejumlah komentar yang mengkritik unggahan itu serta mengecam Maldonado.
Tangkapan layar komentar Maldonado saat belum dihapus pun sudah beredar di media sosial, termasuk yang diunggah ulang akun X Quds News Network di akun @qudsnen dan akun @StopZionistHate. Warganet juga berbondong-bondong menyerang akun Johnson & Johnson, meski tak satu pun ditanggapi.
Sosok Maldonado tidak lagi menjadi bagian dari perusahaan, sama seperti Tennenberg. Sam Maldonado pensiun dari Johnson & Johnson pada 2022 setelah 22 tahun bekerja di perusahaan tersebut.
Jabatan terakhir Maldonado adalah sebagai vice president. Kini, dia adalah konsultan independen yang bekerja di bidang pengembangan obat.