Tentara Israel Bantai Anak-Anak dan Bayi di Ruang Kelas Sebuah Sekolah PBB

Mayat-mayat yang ditemukan pada 13 Desember itu menumpuk di dalam sekolah.

AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina berduka atas kematian kerabatnya yang tewas dibunuh Israel di Jalur Gaza. (Ilustrasi)
Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, JABALIA -- Mayat-mayat ditumpuk. Peluru meninggalkan bekas lobang di beberapa dinding. Bagian lainnya tampak hangus karena terbakar api.


Keluarga-keluarga pengungsi saat itu sedang berlindung di sekolah Shadia Abu Ghazala yang dikelola PBB di sebelah barat kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara. Tentara penjajah Israel tiba-tiba datang memasuki gedung tersebut. 

Menurut para saksi dan keluarga mereka yang terbunuh dalam serangan pada awal bulan Desember itu, tentara pengecut Israel langsung melakukan pembantaian. ‘’Para saksi mata mengatakan beberapa orang, termasuk perempuan, anak-anak dan bayi, dibunuh dengan gaya eksekusi oleh pasukan Israel ketika mereka berlindung di dalam sekolah,’’ sebut laporan Aljazeera.

Video dan gambar yang diperoleh Aljazeera, menunjukkan mayat-mayat yang ditemukan pada 13 Desember itu menumpuk di dalam sekolah. Setelah beberapa hari, anggota keluarga korban dan para penyintas serangan brutal Israel tersebut baru bisa kembali ke sekolah untuk mencari orang yang mereka cintai.

Seorang ayah dari salah satu korban mengatakan dia sedang tidur bersama istri dan enam anaknya ketika tentara Israel tiba-tiba menyerbu sekolah tersebut. ‘’Mereka memasuki ruang kelas tempat kami berada dan menembak langsung ke arah mereka yang hadir tanpa mengucapkan sepatah kata pun,” ujarnya.

Pria tersebut yakin dia diperintahkan untuk meninggalkan sekolah karena alasan usia tuanya. 'Tentara Popok' (IDF, Israel Diapers Force) mengusir sekitar 20 orang dari sekolah, melucuti pakaian mereka, dan menginterogasi mereka.

Rekaman video tersebut menunjukkan bekas darah dan sisa-sisa barang milik korban yang ada bersama mereka sebelum dibantai. Sementara, peluru menembus dinding kelas tempat ditemukannya mayat.

Saeed Jumaa yang adik perempuannya jadi korban pembantaian bersama suami dan anak-anaknya, mengatakan tentara pengecut Israel membunuh mereka dengan menembak mereka secara langsung. Menurut Jumaa, tentara Israel menulis sesuatu dalam bahasa Ibrani di wajah keponakannya.

“Kami tidak mengerti maksudnya. Kami terburu-buru menguburkan mereka beberapa hari kemudian karena jenazah mereka sudah membusuk,’’ kata Jumaa.

“Di dalam kamar ada suami saudara perempuan saya. Di sampingnya, ada putra mereka Maysara dan Ahmed. Adikku di pojok sedang memeluk anak-anaknya yang tersisa,” kata Jumaa. ‘’Pasukan Israel membunuh mereka dengan menembak mereka secara langsung.’’

Saksi lain yang menemukan mayat-mayat di ruang kelas, mengatakan tidak ada tanda-tanda serangan rudal atau peluru apa pun di dalam ruang kelas. Ia menambahkan bahwa para korban ditembak langsung oleh pasukan darat Israel.

Secara total, setidaknya tujuh mayat ditemukan di dalam tiga ruang kelas berbeda. Empat berada di satu ruangan, dua di kamar kedua, dan satu di kamar ketiga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler