IUCN Sebut Spesies Langka Pari Jawa Punah, Ini Penyebabnya

Salah satu sebab kepunahan pari jawa adalah degradasi habitat oleh ulah manusia.

Edda Aßel, Museum für Naturkunde Berlin [Via
Spesimen pari jawa atau yang dikenal dengan nama latin Urolophus javanicus.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pari jawa telah dinyatakan punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Keberadaan spesies yang memiliki nama Latin Urolophus javanicus ini tidak pernah dilaporkan lagi sejak ditemukan pada 1862 di sebuah pasar ikan di Jakarta.

Baca Juga


IUCN mengumumkan status konservasi punahnya pari jawa pada Konferensi Perubahan Iklim PBB, COP28, di Dubai, Senin (11/12/2023). Dalam kesempatan itu, IUCN menyampaikan bahwa spesimen pari jawa yang ditemukan pada 1862 menjadi satu-satunya bukti keberadaannya.

Meski ada pemantauan ekstensif dan upaya survei dari pari unik seukuran piring makan ini, tidak ada satupun spesies pari jawa lain yang ditemukan. Penilaian status konservasi pari jawa dilakukan oleh ahli biologi konservasi Universitas Charles Darwin, Julia Constance.

"Penangkapan ikan secara intensif dan umumnya tanpa aturan kemungkinan besar merupakan ancaman utama yang mengakibatkan berkurangnya populasi pari Jawa, dengan hasil tangkapan ikan pesisir di Laut Jawa sudah menurun pada tahun 1870an," ujar Constance, dikutip dari laman Science Alert, Rabu (27/12/2023). 

Dia menyebutkan pula bahwa pesisir utara Pulau Jawa, khususnya Teluk Jakarta yang menjadi habitat spesies pari jawa merupakan kawasan industri besar. Degradasi habitat dalam jangka panjang dan ekstensif berdampak cukup parah hingga menyebabkan kepunahan spesies itu.

Kabar meresahkan tentang pari jawa dirilis bersamaan dengan pembaruan terbaru Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN. Berbarengan pula dengan laporan peningkatan dampak iklim terhadap ikan air tawar yang disajikan pada COP28.

Daftar Merah berisi setidaknya 120 ikan laut yang terancam punah. Seperti pari jawa, banyak dari spesies itu terkena dampak langsung dari polusi, termasuk ikan skate Maugean (Zearaja maugeana) di Tasmania, yang jumlahnya kini diperkirakan kurang dari 1.000 ekor.

Rincian Daftar Merah tersebut mencatat lebih dari 44 ribu spesies yang saat ini berada di ambang kepunahan. Sementara, untuk spesies ikan air tawar, ada seperempat spesies dari keseluruhan populasi yang saat ini dinyatakan berisiko punah. 

Sebanyak 20 persen terkena dampak langsung perubahan iklim. Padahal, spesies ikan air tawar yang beragam merupakan bagian integral dari ekosistem. Keberlangsungannya penting bagi miliaran orang yang bergantung pada ekosistem air tawar, serta jutaan orang yang bergantung pada perikanan.

Dari tepian sungai di pedalaman Australia, hingga tepi danau di Amerika Serikat dan pantai Thailand, kematian massal ikan terus meningkat di seluruh dunia. Meski bisa dipicu hal cuaca ekstrem, tapi penyebab lainnya juga akibat ulah manusia, yakni adanya terlalu banyak polutan. 

"Ini merupakan peringatan bagi para pengambil keputusan bahwa restorasi alam skala besar tidak bisa ditunda lebih lama lagi," ungkap senior water policy officer di Kantor Kebijakan Eropa World Wildlife Fund (WWF), Claire Baffert. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler