Israel Gelar Serangan Darat, Laut, dan Udara ke Gaza Tengah
Pesawat-pesawat Israel menggelar tiga serangan di Al Nuseirat, Gaza tengah.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan Israel (IDF) menghujani Gaza tengah dengan serangan udara, darat, dan laut. Pihak berwenang Palestina melaporkan puluhan orang tewas sementara badan kesehatan PBB mengatakan ribuan orang mencoba melarikan diri dari medan pertempuran.
Israel masih ingin membasmi Hamas sebagai balasan serangan mendadak 7 Oktober lalu. Meski masyarakat internasional menyerukan gencatan senjata dan meredakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang semakin memburuk.
Pesawat-pesawat Israel menggelar tiga serangan di Al Nuseirat, Gaza tengah. Petugas medis mengatakan serangan itu menewaskan tujuh orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan stafnya melihat puluhan ribu orang melarikan diri dari serangan berat di Khan Younis dan Middle Area dengan jalan kaki, keledai atau mobil. Sementara tempat penampungan sementara dibangun di pinggir jalan.
Dilansir laman Reuters, dari sisi diplomatik kantor kepresidenan Prancis mengatakan dalam sambungan telepon Presiden Prancis Emmanuel Macron memberitahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperlukan upaya untuk gencatan senjata jangka panjang dengan bantuan mitra regional dan internasional.
Dalam pernyataanya Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan 20 orang Palestina pada Rabu (27/12/2023) kemarin di dekat Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis di selatan Jalur Gaza. Belum ada komentar dari militer Israel.
Pejabat kesehatan mengatakan lima warga Palestina tewas dalam satu serangan udara di distrik Al-Maghazhi, Gaza tengah. Sementara tujuh jenazah warga Palestina tiba di Rumah Sakit Al Shifa di utara Kota Gaza.
Warga di pusat Jalur Gaza mengatakan tembakan-tembakan tank Israel di timur Al-Bureij dan Al-Maghazi semakin intensif pada tengah malam. Tank-tank itu mencoba untuk terus maju.
Militer Israel melaporkan tiga tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza. Sehingga totalnya 166 pasukan Israel tewas dalam operasi yang dimulai pada 20 Oktober lalu.
Perang pecah setelah Hamas menggelar serangan mendadak pada 7 Oktober lalu. Pemerintah Netanyahu meresponnya dengan menghancurkan Gaza yang dikuasai Hamas sejak 2007 lalu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan total korban tewas dalam serangan Israel menjadi 21.110 orang dan 55.242 orang lainnya terluka. Hampir 2,3 juta populasi Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Banyak pemerintah negara Barat dan Timur yang mengungkapkan kekhawatiran mereka konflik dapat meluas ke seluruh wilayah Timur Tengah termasuk perbatasan Israel-Lebanon. Sumber keamanan mengatakan Rabu kemarin Hizbullah menembakan lebih banyak roket dan drone dibandingkan hari sebelumnya.
Militer Israel mengatakan pesawat tempur mereka menargetkan lokasi militer Hizbullah dan lokasi lain di Lebanon. Salah satu menteri Israel Benny Gantz mengatakan situasinya harus berubah.
"Bila dunia dan pemerintah Lebanon tidak bertindak untuk mencegah tembakan ke warga Israel di utara, dan menjaga jarak Hizbullah dari perbatasan, IDF yang akan melakukannya," katanya dalam konferensi pers.
Di Washington, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan serangan militer AS di Irak, pada Senin (25/12/2023), lalu bertujuan mencegah Iran dan milisi yang didukung Iran menyerang personel dan pangkalan militer AS. Di hari yang sama serangan drone milisi yang didukung Iran melukai tiga pasukan AS.
Konfrontasi antara pasukan Israel dan warga Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat juga meningkat sejak perang pecah dua bulan yang lalu. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan enam warga Palestina tewas dalam serangan drone saat Israel menggelar penyerbuan di Tulkarm pada Rabu kemarin.
Militer Israel mengatakan pasukannya diserang milisi yang melempar bahan peledak ke arah mereka saat operasi kontra-terorisme. Militer mengatakan pelaku penyerangan ditembak pesawat angkatan udara Israel.
Konfrontasi terjadi di kamp pengungsi Nour Shams di Tulkarm. Titik bentrokan di salah satu titik persimpangan utama di Tepi Barat. Saksi mata mengatakan enam orang pria yang terbunuh duduk bersama pada pagi hari. Tapi mereka tidak terlibat dalam bentrokan dengan pasukan Israel.
"Kami mendengar suara, dan teriakan, rumah kami dekat jadi kami keluar untuk melihat," kata salah satu warga Izzaldin Assailli.