China Hentikan Aktivitas Produksi Industri Berat Atasi Polusi

China memiliki sistem peringatan cuaca dengan empat tingkat kode warna.

EPA-EFE/WU HONG
Kendaraan melintas di jalan utama kota Beijing, China. Kabut polusi udara tampak menyelimuti Beijing.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Observatorium Meteorologi Pusat China memperingatkan adanya polusi dan kabut tebal dalam beberapa hari ke depan di Xian dan Yinchuan, dua kota di barat laut China. Kabut tebal dan polusi juga diprediksi akan menyelimuti utara dan timur China hingga Sabtu, sebelum gelombang dingin tiba pada Sabtu sore.

Baca Juga


Di Xian, ibukota provinsi Shaanxi, pemerintah telah mengeluarkan peringatan merah pada Rabu karena memperkirakan akan terjadi polusi serius pada Jumat. China memiliki sistem peringatan cuaca dengan empat tingkat kode warna. Merah mewakili peringatan yang paling parah, diikuti oleh oranye, kuning dan biru.

Mereka juga memberlakukan langkah-langkah darurat untuk mengurangi emisi, termasuk meminta masyarakat untuk tetap di rumah, menggunakan transportasi umum, dan perusahaan-perusahaan diimbau mengizinkan WFH (work from home).

“Pemerintah kota meminta perusahaan, institusi, dan lokasi konstruksi yang mengeluarkan polutan untuk menyesuaikan jadwal produksi dan secara proaktif mengurangi emisi,” demikian menurut sumber lokal seperti dilansir Reuters, Kamis (28/12/2023).

Ibukota wilayah Ningxia, Yinchuan, juga telah melakukan langkah-langkah darurat sejak Selasa, untuk mengurangi emisi gas buang hingga 20 persen sambil memastikan perusahaan-perusahaan tetap beroperasi secara normal.

Polusi diperkirakan akan terjadi hingga Jumat di Yinchuan. Foto-foto dari China News Service menunjukkan bagaimana wilayah tersebut diselimuti awan kelabu, dengan kemungkinan polusi parah pada Kamis.

Kota ini berusaha untuk memperlambat atau bahkan menghentikan produksi industri, dan memperkuat kontrol polusi untuk industri-industri utama seperti pembangkit listrik dan pabrik-pabrik petrokimia, kimia, metalurgi dan semen.

Pihak berwenang di kedua kota tersebut juga telah menghentikan sebagian besar pekerjaan earthwork, penyemprotan, produksi dan pengangkutan material curah dengan truk berat, serta berbagai kegiatan pertambangan. Pembatasan penggunaan kendaraan beremisi tinggi juga diperluas, termasuk kendaraan diesel.

Observatorium cuaca nasional China memperingatkan akan adanya jarak pandang yang rendah dalam kabut tebal kurang dari 200 meter di beberapa bagian provinsi Hebei, Shandong, Jiangsu, Anhui dan barat daya kota Chongqing, yang berpotensi mengganggu transportasi dan lalu lintas selama puncak arus mudik sebelum liburan tahun baru.

“Orang-orang yang memiliki penyakit pernapasan dan kardiovaskular dianjurkan tinggal di dalam rumah dan menggunakan masker saat ke luar. Karena polusi ini terutama disebabkan oleh partikel-partikel halus yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan bahkan aliran darah,” demikian kata Observatorium tersebut.

Otoritas lingkungan Anhui juga mengeluarkan peringatan oranye untuk polusi berat pada hari Rabu sore, dengan tanggap darurat tingkat II, setelah kualitas udara di enam kota mencapai tingkat polusi berat. Kondisi penyebaran polusi diprediksi akan tetap buruk di sebagian besar wilayah Anhui dalam beberapa minggu ke depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler