Allah Lapangkan dan Sempitkan Rezeki karena Tahu Mana yang Lebih Maslahat

Allah memberi rezeki di mana saja mereka berada.

ANTARA/Bayu Pratama S
Sejumlah pedagang pasar terapung menjajakan dagangannya di atas perahu saat Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2022 di Desa Sungai Pinang Lama, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Ahad (30/10/2022). Festival yang diikuti sebanyak 500 lebih pedagang pasar terapung tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya dan meningkatkan perekonomian masyarakat serta menjadi salah satu daftar Kharisma Event Nusantara 2022 di Kalimantan Selatan.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa Allah SWT melapangan rezeki dan menyempitkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki. Sebab Allah SWT mengetahui mana yang lebih maslahat bagi hamba-hamba-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki) baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Ankabut Ayat 62)

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman, menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang tiada Tuhan selain Dia. Dikatakan demikian karena orang-orang musyrik menyembah selain Allah, padahal mereka mengakui bahwa Allah sendirilah yang menciptakan langit, bumi, matahari, dan bulan. Allah juga yang menundukkan siang dan malam.

Orang musyrik juga mengakui bahwa Allah yang memberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Allah yang menentukan ajal mereka yang berbeda-beda, juga yang memberikan rezeki kepada mereka yang berbeda-beda.

Baca Juga


Maka, terjadilah perbedaan di antara mereka dalam hal rezeki, ada yang kaya dan ada yang miskin. Allah Maha Mengetahui apa yang lebih maslahat bagi masing-masing dari mereka.

Allah mengetahui siapa yang berhak...

Allah mengetahui siapa yang berhak menjadi orang kaya dan siapa yang berhak menjadi orang miskin. Allah menyebutkan hanya Dia sendirilah yang menciptakan segala sesuatu, dan hanya Dia sematalah yang mengatur semuanya.

Jika demikian keadaannya, maka tiada yang berhak disembah selain Allah, dan bertawakal itu hanyalah kepada-Nya. Sebagaimana Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dalam kerajaan-Nya, maka hendaklah Dia pun diesakan dalam penyembahan.

Sering kali Allah SWT menetapkan kedudukan Uluhiyah-Nya dengan pengakuan keesaan dalam Rububiyah-Nya. Dahulu orang-orang musyrik mengakui hal tersebut sebagaimana yang tersitirkan dari perkataan mereka dalam talbiyahnya, "Kupenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang Engkau miliki, sedangkan dia tidak memiliki."

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada Surat Al-Ankabut Ayat 62 Allah menyatakan bahwa Dialah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dia sendiri yang berkuasa untuk menentukan rezeki sehingga orang-orang yang beriman tidak perlu enggan berhijrah karena takut miskin.

Allah memberi rezeki di mana saja mereka berada, baik di negeri sendiri, maupun di negeri orang atau dalam perjalanan, bahkan ketika mereka ditawan musuh.

Allah SWT berfirman...

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

Sesungguhnya Allahlah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh. (QS Az-Zariyat Ayat 58)

Ayat ini selanjutnya menyatakan bahwa Allah mengetahui segala kemaslahatan makhluk-Nya. Dia juga mengetahui orang-orang yang mengerjakan amal saleh karena banyak dianugerahi rezeki, dan mengetahui orang-orang yang membuat kerusakan dan kemungkaran dengan kekayaan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka.

Ayat ini dapat juga dihubungkan dengan pernyataan orang-orang musyrik pada ayat sebelumnya. Yakni Surat Al-‘Ankabut Ayat 61. Allah menyatakan kepada orang-orang musyrik, “Siapa yang menciptakan dan menguasai alam semesta ini?”

Mereka tidak mendapatkan jawaban, kecuali tunduk dengan menetapkan Allah Yang Maha Esa yang menciptakan dan menguasai seluruh makhluk. Jika mereka telah mengakui hal itu, mengapa mereka masih ragu siapa yang menanggung rezeki seluruh makhluk itu.

Jika mereka mengatakan bahwa Allah-lah yang melapangkan dan menyempitkan rezeki kepada makhluk-Nya, tidak ada yang lain, kenapa mereka masih menyembah dan meminta rezeki itu kepada berhala-berhala?

Allah selanjutnya menjelaskan bahwa Dia membedakan hamba-hamba-Nya dalam hal pemberian rezeki karena Ia lebih mengetahui kemaslahatan mereka. Pemberian itu harus disesuaikan dengan keadaan mereka masing-masing.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler