Green Day Bikin Kesal Pendukung Donald Trump Setelah Ubah Lirik 'American Idiot'

Green Day ubah lirik lagu "American Idiot" saat manggung di malam tahun baru.

EPA
Personiel band Green Day dari kiri ke kanan, Tre Cool, Billie Joe Armstrong, dan Mike Dirnt.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Band punk rock Amerika Serikat Green Day belum lama ini menghadapi kemarahan pendukung Donald Trump. Penyebab berbagai hujatan itu adalah karena Green Day mengubah lirik lagu "American Idiot" pada penampilan panggung mereka di malam tahun baru.

Grup musik beranggotakan Billie Joe Armstrong (vokal, gitar), Mike Dirnt (bass), dan Tré Cool (drum) itu tampil untuk program "Dick Clark's New Year's Rockin' Eve" yang disiarkan di saluran ABC. Perubahan lirik yang mereka nyanyikan segera disorot.

Bagian lirik di lagu "American Idiot" yang berbunyi "I'm not a part of a redneck agenda" diganti oleh Armstrong menjadi "I'm not a part of the MAGA agenda". Dikutip dari laman Newsweek, Selasa (2/1/2024), MAGA mengacu pada istilah "Make America Great Again".

Istilah itu diciptakan oleh mantan presiden AS Donald Trump selama kampanye presiden tahun 2016. Pendukung MAGA dan para loyalis Trump tidak terkesan dengan aksi Green Day dan menggunakan media sosial untuk melampiaskan kemarahan mereka.

"Green Day sekarang menjadi Green Done. Kami, orang-orang, yang berbicara!" tulis salah satu warganet di platform Truth Social. "Saya sekarang membenci Green Day, sayang sekali," ujar lainnya. "Payah," kata pengguna media sosial lain pada video penampilan Green Day.

Baca Juga


Sebetulnya, perubahan lirik serupa pernah dilakukan Green Day dalam salah satu penampilan mereka di tahun 2019. Green Day pun telah lama bersuara tentang ketidaksukaan mereka terhadap Trump.

Pada 2016, Armstrong meneriakkan "No Trump, no KKK, no fascist USA!" yang menggemparkan banyak pihak saat tampil di American Music Awards. Dengan judul dan lirik sarat kritik, "American Idiot" yang dirilis pada 2004 sering dijadikan lagu tema untuk protes politik.

Pada 2018, tembang tersebut kembali menduduki puncak tangga lagu di Inggris Raya menjelang kunjungan kenegaraan Donald Trump ke Inggris. Saat menggarap lagu, Armstrong menjelaskan bahwa dia memaksudkan "American Idiot" sebagai lagu tentang Perang Irak.

"Tanpa menjadi terlalu politis, penting bagi kita untuk saling memperhatikan dan menunjukkan kasih sayang," ungkap musisi 51 tahun itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler